Saya
lahir dengan nama Gita Febriyanto, sedikit mengejutkan bila ingin tahu mengapa
nama awal saya diberi dengan nama Gita. Sangat lama sekali waktu itu saya
pernah menanyakan kepada ibu saya kenapa saya diberi nama awalan seperti “Gita”.
Ibu saya pun menjawab, “ketika kamu lahir (dalam artian saya), kamu terlihat
seperti bayi perempuan, walaupun jenis kelamin kamu laki-laki. Sangat mirip
sekali, jadi Ibu memutuskan untuk memeberikan nama awalan kamu dengan sebutan
“Gita” dan “Febriyanto” febriyanto yang dimaksudkan adalah kamu lahir di bulan
februari dengan membawa nama belakang nama Bapak kamu yaitu “to”. Jadilah nama
lengkap kamu “Gita Febriyanto”. Iya itulah kata ibu saya, waktu saya menanyakan
asal muala dan arti dari nama saya “Gita Febriyanto”.
Kp.
Babakan Rawa Kalong Gang Sereh 2 Rt 03 Rw 08 No.9, itulah alamat saya. Saya
tinggal di lingkungan yang dimana orang-orangnya sangat ramah sekali. Mungkin
itulah yang disebut dengan “Tetangga”. Keluarga ke 2 saya yang paling dekat.
Ramah-tamah, solidaritas yang tinggi, kekompakan, mungkin hal-hal yang seperti
itu yang saya tidak akan dapatkan apabila saya tinggal di suatu perumahan besar
nan mahal.
Saya
lahir di cimanggis-depok, entah mengapa identitas KTP saya bertuliskan saya
lahir di Bogor. Alhamdulillah saya lahir dengan keadaan orang tua saya yang
sudah memiliki rumah sendiri, tidak mengontrak. Saya tumbuh besar disini,
hingga sekarang pun saya mengerjakan tugas ini dimana ditempat saya lahir.
Tanggal 12-02-1993 saya lahir, dengan berkahnya ALLAH SWT saya lahir di hari
jum’at pagi. Hari yang sangat saya favoritkan hingga sekarang ini. 12-02,
sangat beda tipis dengan tanggal lahir kakak perempuan saya 14-02, walaupun
beda tahunnya sangat jauh, yaitu 1986. 12, 14, betapa bangganya saya bisa
mempunyai tanggal lahir sangat beda tipis dengan kakak saya. Dia kakak
perempuan yang selalu jadi panutan saya, selain Ibu. Entah mengapa saya lahir
di bulan Februari, selalu merasa menjadi orang yang special dari teman-teman
saya. Itupun berdasarkan dari Zodiak-Zodiak bintang. Walaupun semua itu
berdasarkan Zodiak, setiap kali saya membaca Zodiak di bulan Februari yaitu
Aquarius, apapun yang dituliskan di keterangan Zodiak tersebut, selalu pas
dengan apa yang saya rasakan. Saya selalu bangga sebagai orang yang lahir
dibulan Februari (Aquariusman).
Tepat
pada saat saya SMP kelas 1, saya mulai merasakan bosan dengan sepatu yang saya selalu pakai.
Dari merk sepatu NB dari jaman SD sampai merk sepatu Dallas saya pakai hingga
saya baru masuk SMP pertengahan semester awal. Disitu saya sudah benar-benar
sangat bosan untuk sepatu yang saya pakai setiap hari dengan merk-merk
tersebut. Akhirnya di suatu malam pada saat saya SMP, saya berpikir untuk
sepatu apa yang saya suka, selain merk-merk tersebut. Di malam itu saya
mendapat ide untuk menggabungkan antara design dari sepatu sebelumnya yaitu
merk NB dan DALLAS. Terciptalah setelah saya berfikir panjang-lebar, yaitu
sepatu dengan merk Converse. Dengan design simple dari Merk NB dan DALLAS,
tetapi style cukup classic untuk seusia anak SMP. Di jaman pada saya SMP, yang
namanya Internet baru-baru sekali lahir. Keesokan harinya yaitu hari sabtu saya
bergegas ke warnet lebih tepatnya warnet di daerah Gang.Nangka, tidak jauh dari
rumah, tapi cukup lumayan rasanya, karena saya pada saat itu untuk pergi ke
warnet hanya dengan menggunakan sepeda. Rasa lelah hingga sampai di warnet
hanya untuk membuka google dan mencari gambar-gambar tentang sepatu
Converse. Disanalah saya melihat-lihat
banyak design sepatu Converse. Degub jantung “dagdigdug” rasanya waktu saya
melihat banyak macam-macamnya design sepatu Converse. Mungkin tidak banyak
orang bisa menikmati, sebagaimana klasiknya menggunakan sepatu Converse. Sepatu
yang didirikan pada Februari 1908 itu
sudah sangat terkenal sekali di dunia barat. Design simple, klasik, dan untuk
harga pun bisa dijangkau bagi para pelajar.
Hingga
saya memasuki SMA pun saya masih menggunakan Converse untuk pergi ke sekolah.
Di saat saya sudah meranjak ke kelas 2 SMA, keluarlah jaman dimana anak sekolah
sangat menggemari olahraga futsal. Sedikit saya memiliki keahlian di bidang
olahraga sepak bola. Dari situ lah saya menggemari dunia futsal. Futsal pun
saya gemari, sebagai olahraga yang saya suka selain Voli. Tiada hari setelah
pulang sekolah tanpa bermain futsal. Dari hal yang sukai tersebut muncul
kembali di otak saya untuk membeli sepatu futsal dengan merk Adidas. Karena
memang pada saat itu memang untuk sepatu merk Adidas paling banyak digemari
oleh kaula muda, apalagi untuk para pelajar-pelajar. Saya pelajar dan saya masih remaja pula,
menjadikan saya untuk memilih sepatu dengan merk Adidas menjadi sepatu kesukaan
saya ke-2 setelah sepatu dengan merk
Converse.
Seperti
halnya yang saya ketik di paragraph atas, lebih tepatnya malam hari saya
memikirkan sepatu apa yang pas untuk saya pakai disaat saya futsal nanti. Dalam
situasi kondisi tersebut saya mencoba mencari
design-design sepatu futsal merk Adidas di google melalui Handphone.
Karena pada saat itu Internet telah berkembang sangat pesat, jadi saya bisa
mencari hal apapun dengan mudah di google melalui Handphone. Ya, saya sangat
jatuh cinta sekali pada saat itu dengan sepatu futsal merk Adidas. Akhirnya pun
saya memutuskan untuk menyisihkan sedikit dari uang jajan saya per hari untuk membeli
sepatu futsal Adidas tersebut. Hingga kurang-lebih lamanya sekitar hampir 3
bulan akhirnya pun saya mendapatkan sepatu futsal merk Adidas yang saya
idam-idamkan. Tentunya saya bisa mendapatkan sepatu tersebut, hasil dari saya
menyisihkan uang dari jajan saya per hari selama hamper 3 bulan.
Tidak
sampai disitu saja saya menyukai sepatu dengan merk Adidas. Berlanjut hingga
saya sampai kelas 3 SMA, dengan waktu setahun itu saya mengisi hari-hari saya
untuk mendalami tentang sepatu-sepatu Adidas. Setelah saya banyak mendalami
banyak hal tentang sepatu-sepatu Adidas, akhirnya pun saya mendapatkan sebuah
tanda sebagai kepimilikan atas sepatu Adidas Sneakers dengan tipe Adidas
Superstar 2.0 Black.
Bisa
disimpulkan dari saya SMP pun berlanjut hingga saat ini, saya hanya menyukai
sepatu dengan merk Adidas & Converse.
Saya Gita
Febriyanto terlahir dengan latar belakang keluarga yang sederhana. Bapak Ibu
saya berasal dari Pulau Jawa, Bapak saya lahir di Wates, Jawa Tengah sedangkan
Ibu saya lahir di Kertoson Nganjuk, Jawa Timur. Mereka berdua pergi merantau ke
Jakarta untuk mencari pekerjaan. Bapak ibu saya hanya sekedar lulusan SMP. Tapi
saya sama sekali tidak memandang rendah sampai dimana mereka menjalani jenjang
pendidikan mereka. Tidak lama pun Bapak Ibu saya mendapatkan pekerjaan tetap.
Bapak saya mendapatkan pekerjaan di Pt. GS Astra, sedangkan Ibu saya
mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan tekstil yang perusahaannya pun tidak
jauh dengan tempat tinggal kami sekarang. Tapi perbedaannya dari pekerjaan Bapak
Ibu saya hanya di Ibu saja. Sekitar saya umur 8 atau 9 tahun, perusahaan ibu
saya bangkrut, menjadikan Ibu saya hingga sekarang menjadi Ibu Rumah Tangga,
dan dengan rasa syukur kepada ALLAH SWT hingga saat ini Pt. tempat dimana Bapak
saya bekerja yaitu Pt. GS ASTRA
alhamdulillah tetap berjaya sampai sekarang. Dari Perusahaan tersebut
lah Bapak saya bisa menafkahi keluarganya hingga saat ini. Ya, hingga kakak
saya sudah menikah dan saya bisa masuk perguruan tinggi di Universitas
Gunadarma. Alhamduliiah juga hanya dengan 1 yang bekerja di keluarga kami,
apapun semua kebutuhan keluarga bisa mencukupi. Bersyukur apapun yang telah
kita dapat, membuat hidup kita terasa penuh, tidak ada kekurangan satu pun.
Tanggal
02-10-2015, ya tepatnya kemarin, saya mengikuti PPSPPT di Kampus D Universitas
Gunadarma Gedung 4 lantai 6 Auditorium. Saya mengikuti PPSPPT bagian terakhir,
karena saat itu saya mendaftar ulang sebagai calon mahasiswa baru di
Universitas Gunadarma tanggal 19-09-2015. Tanggal tersebut memang sudah sangat
terakhir kalo saya memang ingin baru mendaftar di Universitas Gunadarma. Saya
sampai di Kampus D Gunadarma sekitar jam 6.50 pagi, sedangkan acara baru akan
dimulai pukul 7.00. Cukup bagi saya untuk istirahat sejenak sambil menunggu
acaranya dimulai. Tidak lama saya duduk-duduk sambil istirahat sejenak karena
acaranya pun belum dimulai, tiba-tiba ada seorang mahasiswa baru menghampiri
saya, dia laki-laki, kemudian kita pun berkenalan, mengobrol. Tidak butuh waktu
lama untuk kita saling akrab. Ketika kita saling asyik mengobrol, mahasiswa –
mahasiswa baru lainnya pun langsung beranjak ke lantai atas Audiotorum,
begitupun juga saya dan teman baru saya.
Tiba lah
saya dan teman baru saya di lantai 6 Auditorium . Disana sudah sangat ramai
sekali, tapi acaranya pun belum dimulai. Sekitar pukul 7.30, acara pun akan
dimulai. Kami pun diharuskan untuk mengisi absen dan mengisi untuk ukuran
Almamater kita. Setelah itu kita pun masuk ke ruangan Auditorium. Bedanya saya
dan teman baru saya duduk terpisah. Dikarenakan saat mengisi absen, nama teman
baru saya tidak ada di daftar absen, jadi dia dipisahkan tempat duduk dengan
nama-nama yang ada di daftar absen. Acara pun dimulai, inti acara tersebut
hanyalah diberitahukan tentang yang namanya KRS dan FRS sebagaimana fungsinya.
Cukup lama arahan penjelasan tersebut dijelaskan. Siang pun tiba, pukul 11.10
acara tersebut pun selesai. Kita semua pun meninggalkan ruangan satu-persatu.
Dan tidak lupa kami semua dianjurkan oleh panitia untuk mengambil Almamater dan
buku-buku mata kuliah per-fakultas. Setiba di lantai bawah, saya pun yang
awalnya terpisah di dalam ruangan dengan teman baru saya, dengan
ketidaksengajaannya kami bertemu kembali.
Waktu
untuk shalat Jum’at pun hampir tiba, kami berdua pun bergegas untuk ke tempat
parkir motor di Kampus D Universitas Gunadarma, karena memang tidak
memungkinkan untuk shalat Jum’at di masjid Kampus D Universitas Gunadarma.
Sekitar pukul 11.35 saja masjid sudah terisi penuh, jadi kami tidak ingin
terlalu memaksakan masuk ke masjid. Kami pun akhirnya memutuskan untuk ke
tempat parkir motor. Ketika sambil jalan, saya merogoh kantung celana panjang
saya, untuk mencari handphone saya. Dalam keadaan tersebut saya sedikit merasa
panic, karena saya mencari di kantung-kantung celana saya pun tidak ketemu.
Tiba lah saya dan teman saya di parkiran motor lantai 3. Ketika saya coba untuk
cek di box motor saya pun tidak ada. Sungguh saya merasa sangat panik. Jikalau
handphone saya benar-benar tidak ada, saya akan kehilangan kontak-kontak teman
saya dan keluarga. Dengan cepatnya saya pun berfikir, untuk menelfon ke nomor
handphone saya dengan handphone milik teman saya. Alhamdulliah, ternyata masih
tersambung walaupun belum ada yang menerima panggilan saya. Saya pun mencoba
untuk menelfon ke nomor saya lagi. Tidak lama pun ada yang menerima panggilan
saya. Suaranya terdengar sepeti suara bapak-bapak. Saya pun menanyakan “dengan
siapa ya ini? Saya yang punya handphone ini.” Bapak itupun menjawab, “iya saya
dengan Bapak Suprapto mas, mas yang punya handphone ini ya, saya Petugas Satpam
di parkiran ini mas, nanti saya akan kembalikan ke mas, karena saya lagi makan
siang”. Balas saya “oh, iya pak bapak petugas satpam disini? Kalau begitu
syukur pak, handphine saya tidak hilang, dan sekarang aman berada di tangan
bapak”. Bapak petugas satpam pun membalas “iya mas, nanti mas silahkan tunggu
saja di parkiran lantai bawah, sehabis makan siang saya akan kesitu, memberikan
handphonnya ke mas”. Balas saya “ iya pak saya akan tunggu di lantai parkir
bawah”.
Saya pun
akhirnya menunggu di parkir lantai bawah. Tidak lama kemudian pun, ada bapak-bapak
satpam menemui saya dan berkata, “ Adek yang mencari handphone ya? Apa ini
handphonenya? (ditunjukan ke saya) “. Balas saya, “ Iya pak, ini benar
handphone saya, kalau boleh tau bapak menemukannya dimana ya pak? ” Tanya saya.
Bapak menjawab “ iya ini saya menemukan di jok motor disamping motor milik
mas”. Saya “ oh iya pak saya baru ingat sekarang, tadi karena saya
terburu-buru, jadi saya lupa begitu saja. Terima kasih pak, terima kasih
banyak”.
Dan
akhirnya bapak petugas satpam tersebut menyerahkan handphone saya ke tangan
saya. Perasaan tenang, lega pun muncul
dihati saya. DI hari jum’at berkah itu pun saya sangat-sangat bersykur
alhamdulilah kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat di hari jum’at
kemarin.
Pada
awalnya saya hanya punya 1 cita-cita, yaitu saya ingin menjadi Polisi.
Cita-cita ingin menjadi polisi tercipta sejak saya masih SD. Mungkin bisa
dibilang saya sangat fanatik dengan hal yang berbau Polisi. Secara dari tinggi
badan saya semenjak saya masih SD sudah sedikit mempunyai bakat yaitu menjadi
anak-anak laki yang paling tinggi di sekolah SD saya. Betapa bangganya saya,
bisa mendapatkan predikat yang seperti itu.
Waktu pun
terus berjalan hingga saya kelas 6 SD. Di masa-masa kelas 6 itulah saya
dikenalkan alat musik. Sebelum dikenalkan alat musik pun saya, saya memang
sangat mencintai musik. Hanya ada 1 acara tv favorit saya yaitu MTV. Musik –
musik yang saya sukai ada dari musik Indonesia, hingga musik barat. Saya sangat
mencintai musik. Saya ingat sekali pada saat saya kelas 6 SD semester 2, saya
diajak untuk bermain musik oleh teman-teman sekelas saya. Bisa disebut juga
awal cikal bakalnya saya diperkenalkan
alat music Drum. Singkat cerita akhirnya kita pun bermain music bersama-sama.
Pada saat itu jujur, saya belum bisa bermain Drum. Entah mengapa ketika saya
melihat alat-alat music di dalam studio itu, hanya Drum yang saya cintai. Mulai
dari situ lah saya diajarkan oleh teman saya untuk bermain Drum. Saya bekerja
keras untuk menargetkan dalam waktu 2 minggu untuk harus bisa sedikit bermain
drum. Karena saya memang sangat mencintai musik, jadi apapun itu hal yang saya
kerjakan di dalam dunia seni, nampak terlihat mudah sekali saya mempelajarinya.
Sampai dengan saya SMP, SMA tiada hari
saya mempelajari musik dan Drum. Disitu saya sudah bisa merasakan saya
mempunyai passion dalam bidang musik.
Hingga
bisa disimpulkan selama masa-masa SMA saya 75% hanya diisi dengan bermain musik.
Kelas 3 semester 2 pun saya mengikuti UN dan alhamdulliah saya lulus dengan
hasil nilai yang memuaskan. Setelah saya lulus pun saya tidak langsung
memutuskan untuk masuk ke bidang perkuliahaan. Ingat, saya masih punya
cita-cita untuk menjadi polisi dari saya SD. Di sela-sela waktu saya, saya
merenung untuk hal apa yang akan saya lanjutkan berikutnya. Singkatnya tidak
sampai sebulan, saya memutuskan untuk mendaftar Polisi. Dalam hidup saya hanya
ada 2 cita-cita. Yang pertama yaitu menjadi Polisi dan yang kedua menjadi
Musisi Dunia.
Di bulan
Januari tahun 2012 pendaftaran Polisi pun dibuka. Saya pun mendaftar, saat itu
saya mengikuti tes pertama yaitu tes kesehatan dan saya pun gagal. Entah
mengapa saya tidak tahu kenapa saya bisa gagal, karena memang tidak
diberitahukan alesan kenapa saya bisa gagal. Pendaftaran Polisi itu dibuka
per-tahun hanya ada 1 kali pembukaan. Di tahun 2013 pun saya mendaftar, dan
saya gagal di Jasmani, dikarenakan saya pada saat itu kondisi saya memang drop.
Jadi saya benar-benar tidak bisa melanjutkan tes lagi, maka saya dinyatakan
untuk gagal. 2014 kembali dibuka pendaftaran, saat itu pun saya sudah merasa
siap dan yakin bahwa saya akan lulus hingga tahap terakhir. Namun tidak
disangka saya gagal di tes Psikotes dengan hasil nilai 30.00. Saya benar-benar
kaget, kenapa saya bisa mendapatkan nilai 30.00. Padahal saya sudah belajar dengan
giat, pada saat tes dilaksanakan pun saya mengerjakan soal-soal dengan sanagat
lancar, saya sanagat yakin pada saat itu saya pasti bisa mendapatkan nilai
80.00, atau setidaknya mendapatkan nilai 75.00. Dan hasil tes pun keluar di
malam hari. Muncullah nama saya dengan diberi garis merah bertuliskan TMS
(Tidak Memenuhi Syarat) dan nilainya 30.00. Saya sudah 3 kali gagal. Mungkin di
dunia Polisi ini bukanlah rezeki saya. Alhamdulliah saya menanggapainya dengan
hati yang lapang dada dan sudah mengikhlaskan.
Tujuan
saya selanjutnya sebelum menjadi Musisi adalah saya harus masuk ke bidang
perkuliahan dengan mengambil Fakultas Psikologi seperti yang saya jalankan saat
ini. Kalau anda menanyakan KENAPA? Jawaban saya adalah “Sebelum saya melanjutkan ke dunia seni music, saya harus memasuki ke
dunia Psikologi dahulu, agar saya bisa membentengi diri saya supaya lebih kuat
lagi, karena ini adalah passion saya, dunia saya, cita-cita saya”. Saya
sangat yakin, apapun itu saya harus yakin. Saya ingin apapun mimpi saya semua
bisa tercapai. Hal apapun yang saya lakukan di dunia ini tujuannya hanya 1, “MEMBAHAGIAKAN ORANG-ORANG DISEKITAR SAYA”.
Sebenanya
kalau ingin menceritakan disini apa hobi saya, saya juga bingung. Kalau
kegemaran saya atau hal-hal yang sering saya lakukan hanyalah membuka Laptop,
mendengarkan banyak music, melihat video youtube, lalu mengunduh videonya. Semua hal itu sangat tidak bisa saya lepaskan
hingga saat ini.
Ketika
saya menonton video music Amerika dan Inggris di Youtube, disaat seperti itu
kadang saya berfikir, “kapan ya Negara saya bisa seperti Negara-negara maju
seperti Negara mereka?”. Seperti itu yang selalu terpintas dipikiran saya.
Menurut saya hidup tidak hanya sekedar kita sekolah dari TK hingga SMA atau
melanjutkan ke tingkat pendidikan tinggi, lau setelah lulus kita mencari
pekerjaan, dan terakhir menentukan pasangan hidup (menikah). Saya hidup untuk
tidak sesimple atau semudah itu. Ketika saya dibiasakan hari-hari saya dengan
internet, saya pikir dunia kita itu luas, tidak hanya Indonesia saja. Saya tahu
Indonesia terkenal sekali dengan banyak budayanya, orang-orangnya yang sanagat
ramah-tamah. Tapi kalau hanya itu saja yang kita terapkan dalam hidup kita
sehari-hari, Negara saya yang sangat saya cintai ini akan lama untuk menjadi
sebuah Negara yang maju. Seperti yang saya tuliskan diatas tadi, dunia itu
luas. Banyak sekali pelajaran yang bisa kita dapat dari Negara-negara maju di
luar sana. Yang hanya bisa lakukan adalah “Open Minded” yaitu buka pola pikir
kita, jangan hanya bisa berfikir secara simple saja, tapi bekerja keras. Apa
yang kita mau capai, apapun itu kalau dasarnya kita sudah mempunyai tekad untuk
maju terus dan takkan pernah mundur, saya yakin kita akan sukses. Apapun mimpi
yang kita punya juga akan tercapai.
Saya
hidup di Negara Indonesia ini sudah muak dengan yang namanya kata “MALAS”. Ya
saya pikir Indonesia sangat identik sekali dengan kata tersebut.
Saya
hidup banyak sekali mendapatkan Inspirasi dari banyak orang. Saya hidup selalu
memiliki banyak pilihan. Saya hidup selalu memiliki yang namanya mimpi. Saya
hidup dianugerahkan dari Tuhan untuk mempunyai hati, yang berfungsi untuk bisa
merasakan hal apapun, termasuk Cinta. Saya hidup juga memiliki passion, music,
drum apapun yang ada dalam bidang seni. Saya tidak mau hidup saya dibilang
terlalu simple, seperti yang saya tuliskan di awal tadi. Saya selalu mempunyai
banyak hal, tidak ada batasan menurut saya untuk mengenai kehidupan.
Kalau
saya sudah mempunyai banyak hal dalam diri saya, maka apa yang harus saya
lakukan? Jawabannya hanya ada 1, yaitu “HARUS
MEWUJUDKANNYA”. Karena sukses, hak milik kita semua.” Dan ingat, hidup itu adalah perubahan dan perubahan itu tergantung
dari apa yang kita pilih. Karena sebenarnya hidup , adalah Pilihan”.
“All you
need in this life is ignorance and confidence, then success is sure. ” ― Mark Twain
( Semua yang Anda butuhkan dalam hidup
ini adalah kebodohan dan kepercayaan, maka kesuksesan ialah Pasti ) .