MAKALAH
PSIKOLOGI DAN TEKNOLOGI INTERNET
(TROLLING)
Oleh:
ALDO YOSHUA SIPAHUTAR (10515477)
DELA MARTHARIANI (11515652)
GITA FEBRIYANTO (17515770)
MIKHAEL SAHALA T.D. (14515176)
RADITA AYUNINGTYAS (15515508)
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DEPOK
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami masih diberikan kesempatan dan
kemudahan untuk menyelesaikan tugas makalah Psikologi Dan Teknologi Internet ini.
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Psikologi Dan Teknologi Internet di Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma. Dan juga memberikan informasi kepada para pembacanya
agar dapat lebih memahami mengenai Psikologi Dan Teknologi Internet.
Kami mengucapkan terima kasih kepada
dosen bidang studi Ibu Quroyzhin Kartika Rini yang telah membantu kami agar
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memperluas informasi dan
bermanfaat bagi para pembacanya.
Kami juga menyadari bahwa dalam menulis makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini.
Terimakasih.
Depok, 10 Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Netiquette dapat
diartikan sebagai Internet Etiquette atau Social Network Etiquette. Netiquette merupakan
sebuah aturan dalam berinternet, pada umumnya diera modern ini semua orang
pasti menggunakan internet dalam berbagai kegiatannya dari mulai pekerjaan,
mencari sumber informasi, berinteraksi dengan teman, dan banyak lagi. Oleh
sebab itu diperlukan aturan dalam berinternet agar pengguna mengetahui
bagaimana batasan dan cara yang benar dalam menggunakan atau memanfaatkan
internet dengan baik. Di dalam Netiquette ini ada Flaming, Trolling, dan
Junking, yang akan kita bahas yaitu Trolling.
Trolling
diartikan sebagai seseorang yang mempostingkan tulisan atau pesan menghasut dan
tidak relevan dengan topik yang dibicarakan di komunitas online seperti
forum, chatting, dan bahkan blog.Dengan maksud atau tujuannya adalah
memprovokasi dan memancing emosi para pengguna internet lainnya agar jalannya
diskusi yang tengah berlangsung menjadi kacau. Dalam dunia internet,
pelaku trollingini disebut troller. Kalau Anda mencari kesamaannya
dalam dunia nyata, troller bisa anda artikan
sebagai provocateur alias provokator.
2.
Tujuan
Untuk
menambah pengetahuan materi tentang trolling dalam Netiquette supaya kita lebih
mengetahui apa saja etika dalam
menggunakan Internet.
Internet sebagai sebuah kumpulan komunitas,
diperlukan aturan yang
akan menjadi acuan orang-orang sebagai pengguna Internet, dimana aturan ini
menyangkut batasan dan cara yang terbaik dalam memanfaatkan fasilitas Internet.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Definisi
Mereka berada di mana-mana. Anonim dan mengganggu. Seringkali
menyakiti hati, mericuhkan diskusi dengan provokasinya di alam maya. Mereka
disebut troll internet atau di Indonesia, juga flamer. Di antara kaum troll ini
ada yang pakar, tapi jauh lebih banyak yang sok tahu. Sering marah dan tidak sopan,
mereka menyabot blogs dan jaringan sosial. Kadang, mengubah keterangan di
Wikipedia. Tujuan mereka satu, mengganggu komunikasi di internet.
2.
Contoh Kasus
3.
Analisis Kasus
Pada
era jaman globalisasi, para remaja bahkan orang dewasa suka menggunakan
fitur-fitur di sosial media. Sebut saja Instagram.
Hampir semua kalangan menggunakan Instagram,
mulai dari masyarakat biasa hingga para artis-artis papan atas. Aplikasi Instagram bisa menyebabkan seseorang merasa
sedih dan tertekan jika menemukan komentar komentar pedas dari para troll.
Komentar dari gambar yang di
beri tanda panah itu pada dasarnya sangat mengganggu si pengguna atau si
pemilik foto tersebut. Karena komentar tersebut bisa menimbulkan sebuah
pemikiran negatif dari para followers sehingga bisa menambah komentar-komentar
jelek lainnya sampai pada munculnya hatters.
Kadang kala troller dapat
bersikap agresif jika mereka menemukan topik yang rentan memancing untuk
melakukan tindakan trolling. Troller melakukan tindakan tersebut juga biasanya
hanya karena ingin mendapatkan perhatian dari si pemilik akun, atau juga bisa
hanya karena ingin melampiaskan amarah dan lain sebagainya.
4.
Kesimpulan
Trolling adalah perilaku yang
patut dihindari dalam beraktivitas di media sosial. Banyak peristiwa yang
menjadi bukti bahwa perilaku trolling ini tidak baik dan bahkan bisa
menimbulkan korban. Kisah remaja yang akhirnya bunuh diri karena terus menerus
di bully adalah salah satu bukti
bahwa perilaku bullying trolling
berakibat buruk dan patut dihindari.
5.
Penutup
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan
dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas atau sulit untuk dimengerti. Karena kami hanyalah
manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian
penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya.
Daftar Pustaka:
Penulis : Silke Wünsch
Tanggal : 08
November 2012
Penulis : Qori Reader
Tanggal : 12 Februari 2013