Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terjadi terus menerus dan baru saja terjadi lagi pada akhir bulan Juni lalu seharusnya mendorong kita untuk menggunakan energi alternatif sebagai pengganti energi konvensional yang selama ini kita pakai. ?Penggunaan energi alternatif akan memberi perlindungan suatu bangsa pada kenaikan harga bahan bakar fosil, serta mengurangi ketergantungan pada negara-negara lain untuk pasokan minyak. Selain itu, sumber energi alternatif akan membatasi konsumsi sumber energi tak terbarukan seperti minyak bumi dan batubara, serta yang paling penting, mengurangi pencemaran lingkungan dan efek negatif pada sumber daya alam seperti air, udara, hutan, dll. Peningkatan penggunaan sumber energi alternatif pada akhirnya akan menciptakan lapangan kerja baru sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Air merupakan senyawa yang menutupi hampir 71% permukaan bumi dan terdapat sekitar 1,4 triliun km3 air di bumi yang sebagian besar berada di laut. Pada dasarnya, air di seluruh permukaan bumi ini mengalir, contohnya adalah aliran sungai, gelombang pasang surut, ombak, arus laut, dan sebagainya. Aliran-aliran air tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pemutar turbin yang menggerakkan generator listrik untuk menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang berasal dari aliran air ini disebut dengan hidroelektrik (hydoelectric). Hidroelektrik menyumbang sekitar 19% dari kebutuhan listrik dunia. Energi listrik dengan tenaga air ini biasanya didapatkan dari sungai-sungai yang dibendung kemudian dibuat saluran-saluran untuk mengalirkan air ke turbin.
Pembangkit listrik tenaga air mungkin masih menjadi sumber energi alternatif yang populer. Tenaga air merupakan sumber energi terbarukan sekaligus ramah lingkungan karena tidak menghasilkan limbah. Di Indonesia penggunaan air sebagai sumber energi sudah digunakan sebagai pembangkit listrik dalam skala besar. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Indonesia antara lain; PLTA Karangkates, PLTA Gajah Mungkur, dan sebagainya.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sangat memungkinkan untuk mengembangkan teknologi ini. Daerah-daerah tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
Kabupaten Kulonprogo: Terutama di Saluran Kalibawang di Semawung, Banjar Arum, Kalibawang, Kulonprogo dengan debit air 4000 lt/detik.
Kabupaten Sleman: Terutama di Selokan Mataram di Desa Trini, Trihanggo, Gamping, dengan debit air 1500 lt/detik.
Kota Yogyakarta: Kali Buntung, Tegalrejo dengan debit air 230 lt/detik.
Kabupaten Bantul: Terutama di Sungai Opak di Bendung Tegal, Gaten, Canden, Jetis, dengan debit air 1500 lt/detik.
Kabupaten Gunung Kidul: Terutama di Sumber air terjun Slumpret, Mengguran, Bleberan, Playen dengan debit air 35 lt/detik
Selain energi mikro hidro ini DIY juga memiliki potensi-potensi energi lain seperti Potensi Energi Angin / Pembangkit Listrik Tenaga Angin, Potensi Energi Biomassa, Potensi Energi Gelombang, Potensi Energi Surya / Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Sumber: http://www.jogjainvest.jogjaprov.go.id/id/berita/detail/58/energi-alternatif-potensial-di-diy-bag-i-pembangkit-listrik-mikro-hidro