MAKALAH KECENDERUNGAN PERILAKU CYBERBULLYING DITINJAU
DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT
Gita Febriyanto
2pa08
17515770
CYBERBULLYING
BAB I.
A. Latar Belakang Masalah
Cyberbullying
saat ini menjadi sebuah topik yang sedang marak dibicarakan. Cyberbullying
merupakan suatu perilaku agresi yang mengacu pada perilaku bullying yang
dilakukan oleh seseorang melalui sosial media seperti web, sms, jejaring
sosial, chat room, dan lain-lain. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
seseorang dalam melakukan cyberbullying, salah satunya adalah tipe
kepribadian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan
kecenderungan perilaku cyberbullying jika ditinjau dari tipe kepribadian
ekstrovert dan introvert. Penelitian ini menggunakan metode kausal-komparatif
dengan menggunakan alat tes kepribadian EPI-A dan skala perilaku cyberbullying.
Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling dan
didapatkan 165 siswa SMAN 1 Purwosari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
perbedaan kecenderungan perilaku cyberbullying ditinjau dari tipe
kepribadian.
Maraknya
jejaring sosial atau sosial media seperti facebook ataupun twitter,
membuat semua orang dapat melakukan kegiatan di sosial media tersebut. Media
sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan
bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh
dunia.
Dari
berbagai kegiatan yang dilakukan di media sosial tersebut terdapat juga suatu
tindakan kekerasan. Kekerasan di dunia maya lebih akrab disebut dengan Cyberbullying.
Cyberbullying merupakan penyalahgunaan dari teknologi dimana seseorang
menulis teks ataupun mengunggah gambar maupun video mengenai orang tertentu
dengan tujuan untuk mempermalukan, menyiksa, mengolok-olok, atau mengancam
mereka (Disa, 2011). Banyak diantaranya yang pernah mengalami cyberbullying.
Menurut survei global yang diadakan oleh Latitude News, Indonesia
merupakan negara dengan kasus bullying tertinggi kedua di dunia setelah
Jepang. Kasus bullying di Indonesia ternyata mengalahkan kasus bullying
di Amerika Serikat yang menempati posisi ketiga. Kasus bullying di
Indonesia lebih banyak dilakukan di jejaring sosial.
Sebagai
negara dengan jumlah populasi terbanyak keempat di dunia, Indonesia memiliki
jumlah pengguna Facebook terbesar ketiga di dunia. Badan Pusat Statistik
mencatat pada tahun 2006, angka cyberbullying yang terjadi mencapai
angka 25 juta kasus di mulai dari kasus dengan skala ringan sampai dengan skala
berat. Hasil penelitian memasukkan kategori seseorang disebut korban cyberbullying
merupakan korban yang dihina, diabaikan, atau digosipkan di dunia maya.
Berdasarkan penelitian 91% responden asal Indonesia mengaku telah melihat kasus
cyberbullying, data menunjukkan bahwa cyberbullying paling sering
terjadi melalui media sosial, khususnya Facebook. Di Indonesia, 74%
responden menunjuk Facebook sebagai tempat cyberbullying, dan 44%
menyebut media website yang lain.
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam usaha memperoleh pemahaman, dan
pengujian secara metodologis mengenai perbedaan kecenderungan perilaku cyberbullying
jika ditinjau dari tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Melalui
penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran apakah memang benar ada
perbedaan kecenderungan perilaku cyberbullying antara tipe kepribadian
ekstrovert dengan tipe kepribadian introvert.
BAB II.
A. Metode Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Causal-Comparative.
Penelitian kausal-komparatif sering kali diartikan sebagai ex post facto (dari
setelah fakta), sejak waktu peneliti mencari sebab tentang suatu perilaku atau
tanda-tanda, perilaku atau tanda-tanda tersebut telah terbukti sendiri melalui
pengaruhnya pada variabel-variabel yang telah diseleksi.
B. Sample dan Responden
Subjek dalam
penelitian ini merupakan siswa
kelas X dan XI, untuk siswa kelas XII tidak diikutsertakan dikarenakan
siswa kelas XII sudah mulai menjalankan program tambahan pelajaran untuk
persiapan UNAS. Populasi kelas X sebesar 365 siswa dan kelas XI sebesar 421
siswa. Berdasarkan teknik pengambilan sampel proporsional random sampling, maka
dapat diketahui bahwa jumlah sampel yang akan digunakan adalah sejumlah 236
siswa. Jumlah ini diambil berdasarkan 30% dari keseluruhan sampel kelas X dan
XI.
C. Alat Ukur yang Digunakan
Metode
pengumpulan variabel kecenderungan perilaku cyberbullying dengan menggunakan
skala kecenderungan perilaku cyberbullying berjumlah 35 item yang
disusun oleh peneliti dengan mengacu pada aspek-aspek perilaku cyberbullying
Willard (2005), yakni: Flaming, Harassment, Cyberstalking, Denigration,
Impersonation, Outing & Trickery, dan Exclusion.
Sedangkan
variabel tipe kepribadian diungkap dengan menggunakan alat tes kepribadian Eysenck
Personality Inventory (EPI). Alat tes kepribadian Eysenck Personality
Inventory (EPI) berdasarkan pada teori Eysenck digunakan untuk menggolongkan
individu kedalam dua tipe kepribadian yaitu ekstrovert dan introvert.
BAB III.
A. Hasil dan Pembahasan
Hasil
analisis data t-test dapat diperoleh kesimpulan bahwaada perbedaan yang
signifikan kecenderungan perilaku cyberbullying antara siswa yang
berkepribadian ekstrovert dan siswa yang berkepribadian introvert. Hal tersebut
dikarenakan nilai t hitung = 0.019 (sig. 0,05), dimana nilai p <0,05 yang
berarti ada perbedaan yang signifikan
Penelitian
yang dilakukan oleh Mendenhall (2012) adalah untuk menguji korelasi antara tipe
introvert-ekstrovert dan peran aggressor cyberbullying, korelasi antara
tipe introvert-ekstrovert dan korban cyberbullying, dan kecenderungan
seseorang dalam melaporkan tindakan cyberbullying. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan Myers Briggs Type Indicator untuk menentukan tipe
kepribadian subyek penelitian, dan untuk survey mengenai cyberbullying mendenhall
menggunakan Cyberbullying Assesment For Youth (CBAY). Hasil dari
penelitian Mendenhall ini adalah tidak ada perbedaan statistik yang signifikan
antara introvert maupun ekstrovert dengan peran aggressor cyberbullying dan
peran korban cyberbullying, sedangkan untuk seseorang yang bertindak
sebagai pengamat memiliki kemungkinan yang sangat tinggi untuk melaporkan
tindakan cyberbullying terlepas dari tipe kepribadian mereka, baik
introvert maupun ekstrovert.
Dilihat dari
perbedaan nilai mean menunjukkan bahwa orang ekstrovert cenderung lebih
tinggi dibandingkan dengan orang introvert dalam melakukan cyberbullying.
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi cyberbullying adalah tipe kepribadian, dimana karakteristik
pelaku cyberbullying menurut Camodeca dan Goosens (2005) adalah memiliki
kepribadian yang dominan dan senang melakukan kekerasan, cenderung
temperamental, impulsive, mudah frustasi, dan terlihat kuat dan
menunjukkan sedikit rasa empati atau belas kasihan kepada mereka yang menjadi
korban bully.Sedangkan Eysenck memaparkan bahwa karakteristik orang ekstrovert
adalah orang yang dominan, sosiabel, lincah, aktif, asertif, mencari sensasi,
riang, bersemangat, dan berani. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa pelaku cyberbullying
dan ekstrovert merupakan seseorang yang dominan.
B. Kaitan Teori
Menurut
Kowalski cyberbullying mengacu pada bullying yang terjadi melalui
instant messaging, email, chat room, website, video game, atau melalui
gambaran atau pesan yang dikirim melalui telefon selular (Marcum, Higgins,
Freiburger, & Ricketts, 2012).
Smith
(2008) mendefinisikan cyberbullying sebagai perilaku agresif dan
disengaja yang dilakukan sekelompok orang atau perorangan, yang menggunakan
media elektronik sebagai penghubungnya, yang dilakukan secara berulang-ulang
dan tanpa batas waktu terhadap seorang korban yang tidak bisa membela dirinya
sendiri.
BAB IV.
A. Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan dari penelitian ini adalah
peneliti bisa langsung melihat secara signifikan antara tipe kepribadian
ekstrovert dan tipe kepribadian introvert dalam melakukan perilaku cyberbullying.
B. Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa tipe kepribadian ekstrovert
maupun introvert berpengaruh secara signifikan dalam kecenderungan perilaku cyberbullying.
Hal ini dapat dilihat bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara tipe
kepribadian ekstrovert dan tipe kepribadian introvert dalam melakukan perilaku cyberbullying.
Tipe kepribadian dapat dijadikan sebagai salah satu pembeda dalam
mengidentifikasi perilaku cyberbyullying yang dilakukan oleh seseorang.
Selanjutnya adalah siswa perempuan memiliki kecenderungan yang lebih tinggi
jika dibandingkan dengan siswa laki-laki dalam melakukan perilaku cyberbullying
karena perempuan lebih mungkin dibandingkan dengan laki-laki untuk
mengirimkan isu online tentang orang lain untuk menyakiti mereka.
Daftar
Pustaka
Alwisol. (2009). Psikologi
kepribadian. Malang: UMM Press.
Aoyama, I., & Talbert, T. L.
(2010). Cyberbullying internationally increasing: New challenges in the
technology generation. Baylor University, USA.
Aoyama, I., Barnard, B, L., &
Tony, T. (2010). Cyberbullying among high school students: Cluster analysis
of sex and age differences and the level of parental monitoring. Paper
accepted for publication in the International Journal of Cyber Behavior,
Psychology and Learning. Baylor University.
Azwar, S. (2012). Metode
penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Beran, T., & Li, Q. (2007). The
relationship between cyberbullying and school bullying. Journal of Student
Wellbeing, 1, (2), 15-33.
Camodeca, M. & Goossens, F.A.
(2005). Aggression, social cognitions, anger and
sadness in bullies and victims. Journal
of Child Psychology and Psychiatry,
46, (2),
186-197. doi: 10.1111/j.1469-7610.2004.00347.x
Disa, M. (2011). Faktor-Faktor
yang mempengaruhi cyberbullying pada remaja. Paperseminar dan workshop
APSIFOR Indonesia, Semarang, Indonesia.
Dodey, J. J., Pyzalski, J., &
Cross, D. (2009). Cyberbullying versus face to face bullying: A theoretical and
conceptual review. Journal of Psychology, 217, (4), 182-188.
Feist, J., & Feist, G. J.(2009). Teori
kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.
Firman, M. (2012). Cyberbullying
efek samping internet diakses tanggal 17 April 2013 pukul 20:15 WIB dari
http://fokus.news.viva.co.id.
Friedman, H. S., & Schustack, M.
W. (2008). Kepribadian teori klasik dan riset modern. Jakarta: Erlangga.
Furchan, A. (1982). Pengantar
penelitian dalam penelitian. Surabaya: Usaha Nasional.
Ghoni, M. D., & Almanshur, F.
(2009). Petunjuk praktis penelitian pendidikan. Malang: UIN-Malang
Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar