PENGEMBANGAN
KREATIFITAS & KEBERBAKATAN
Gita Febriyanto
3pa08
17515770
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN KREATIVITAS
Walaupun ada pengakuan ilmiah terhadap pentingnya
kreativitas, namun hingga kini hanya sedikit sekali penelitian yang telah
dilakukan. Hal itu disebabkan adanya kesulitan metodologi dan karena adanya
keyakinan bahwa kreativitas adalah suatu faktor bawaan individual sehingga
hanya sedikit yang dapat dilakukan untuk mengendalikannya.
Beberapa pengertian kreativitas menurut para ahli, diantaranya ;
a. Utami
Munandar (1995 : 25) kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk
menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan
baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan
untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada
sebelumnya.
b. Imam
Musbikin (2006 : 6) kreativitas adalah kemampuan memulai ide, melihat
hubungan yang baru, atau tak diduga sebelumnya, kemampuan memformulasikan
konsep yang tak sekedar menghafal, menciptakan jawaban baru untuk soal-soal
yang ada, dan mendapatkan pertanyaan baru yang perlu di jawab.
B. KASUS
Pandangan Teori Perkembangan Psikoanalisis
menurut Freuds
Sigmund Freud mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki
tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). Topografi atau peta kesadaran
ini dipakai untuk mendiskripsi unsur cermati (awareness) dalan
setiap event mental seperti berfikir dan berfantasi. Sampai dengan tahun
1920an, teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan ketiga unsur kesadaran
itu. Baru pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain,
yakni id, ego, dan superego. Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama,
tetapi melengkapi/menyempurnakan gambaran mental terutama dalam fungsi atau
tujuannya.
a) Sadar (Conscious)
Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati
pada saat tertentu. Menurut Freud, hanya sebagian kecil saja Bari kehidupan
mental (fikiran, persepsi, perasaan dan ingatan) yang masuk kekesadaran (consciousness). Isi daerah sadar itu
merupakan basil proses penyaringan yang diatur oleh stimulus atau
cue-eksternal. Isi-isi kesadaran itu hanya bertahan dalam waktu yang singkat di
daerah conscious, dan segera tertekan ke daerah perconscious atau unconscious, begitu orang memindah
perhatiannya ke we yang lain.
b) Prasadar
(Preconscious)
Disebut
juga ingatan siap (available memory), yakni
tingkat kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar dan taksadar. Isi preconscious berasal dari conscious dan clan unconscious. Pengalaman
yang ditinggal oleh perhatian, semula disadari tetapi kemudian tidak lagi
dicermati, akan ditekan pindah ke daerah prasadar. Di sisi lain, isi-materi
daerah taksadar dapat muncul ke daerah prasadar. Kalau sensor sadar menangkap
bahaya yang bisa timbul akibat kemunculan materi tak sadar materi itu akan
ditekan kembali ke ketidaksadaran. Materi taksadar yang sudah berada di daerah
prasadar itu bisa muncul kesadaran dalam bentuk simbolik, seperti mimpi,
lamunan, salah ucap, dan mekanisme pertahanan diri.
c) Tak
Sadar (Unconscious)
Tak sadar adalah bagian
yang paling dalam dari struktur kesadaran dan menurut Freud merupakan bagian
terpenting dari jiwa manusia. Secara khusus Freud membuktikan bahwa
ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi itu adalah kenyataan
empirik. Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls dan drives yang dibawa dari
lahir, dan pengalaman-pengalaman traumatik (biasanya pada masa anak-anak) yang
ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah taksadar. Isi atau materi ketidaksadaran
itu memiliki kecenderungan kuat untuk bertahan terus dalam ketidaksadaran,
pengaruhnya dalam mengatur tingkahlaku sangat kuat namun tetap tidak disadari.
Pandangan Teori Psikoanalisis menurut Carl Jung
Perkembangan Kepribadian
Jung tidak
berbicara mengenai perkembangan dalam cara seperti yang dilakukan kebanyakan
ahli-ahli lainnya. Dia berbicara tentang perkembangan umat
dan manusia; orang-orang menuju ke taraf yang lebih sempurna.
Carl Gustav Jung
menyatakan bahwa manusia selalu maju atau mengejar kemajuan, dari taraf
perkembangan yang kurang sempurna ke taraf yang lebih sempurna. Manusia juga
selalu berusaha mencapai taraf diferensiasi yang lebih tinggi.
a. Tujuan perkembangan
: aktualisasi diri
Menurut Jung, tujuan perkembangan kepribadian adalah
aktuali-sasi diri, yaitu diferensiasi sempurna dan saling hubungan yang selaras
antara seluruh aspek kepribadian.
b. Jalan perkembangan
: progresi dan regresi
Dalam prose perkembangan kepribadian dapat terjadi
gerak maju (progresi) atau gerak mundur (regresi). Progresi adalah terjadinya
penyesuaian diri secara memuaskan oleh aku sadar baik terhadap tuntutan dunia
luar mapun kebutuhan-kebutuhan alam tak sadar.
Apabila progesi terganggu oleh sesuatu sehingga libido
terha-langi untuk digunakan secara progresi maka libido membuat regresi,
kembali ke fase yang telah dilewati atau masuk ke alam tak sadar.
c. Proses individuasi
Untuk mencapai kepribadian yang sehat dan terintegrasi
secara kuat maka setiap aspek kepribadian harus mencapai taraf diferensiasi dan
perkembangan yang optimal. Proses untuk sampai ke arah tersebut oleh Jung
dinamakan proses individuasi atau proses penemuan diri.
Pandangan Teori
Psikoananalisis menurut Ernest Kris
Ernest Kris
(1900-1957) menekan bahwa mekanisme pertahan regresi (beralih ke prilaku
sebelumnya yang akan memberi kepuasan, jika prilaku sekarang tidak berhasil atau
tidak memberi kepuasan) juga sering
muncul dalam tindakan kreatif.
Orang-orang yang
kreatif adalah mereka yang paling mampu memanggil bahan-bahan alam pikiran
tidak sadar. Sebagai orang dewasa kita tidak mengalami hambatan untuk bisa
seperti anak dalam pikiran mereka. Mereka dapat mempertahankan sikap bermain
dengan masalah-masalah serius dalam kehidupan. Dengan demikian, mereka mampu
melihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif untuk “regress in
the service of the ego”.
Pandangan Teroi humanistic menurut
Abraham Maslow
Abraham Harold
Maslow (Jess Feist & Gregory Jess Feist, 2008 : 242) lahir pada 1 April
1908 di Brooklyn, New York . Maslow adalah anak sulung dari tujuh bersaudara
yang lahir dari imigran Yahudi Rusia. Relatif tidak berpendidikan sendiri
mereka melihat belajar sebagai kunci untuk anak-anak mereka berhasil di tanah
air baru mereka. Dengan demikian semua anak-anak mereka didorong untuk belajar;
Abraham anak tertua didorong sangat keras karena ia diakui sebagai seorang
intelektual di usia muda.
Para ahli
psikologi humanistik mempunyai perhatian terhadap isu-isu penting tentang
eksistensi manusia, seperti : cinta, kreativitas, kesendirian dan perkembangan
diri. Mereka tidak meyakini bahwa manusia dapat mempelajari sesuatu tentang
kondisi manusia melalui penelitian terhadap binatang.
Para ahli
humanistik memiliki pandangan yang optimistik terhadap hakikat
manusia (Yusuf Syamsu, 2007:142). Mereka meyakini bahwa :
1. Manusia memiliki dorongan bawaan untuk
mengembangkan diri.
2. Manusia memiliki kebebasan untuk
merancang atau mengembangkan tingkah lakunya, dalam hal ini manusia bukan pion
yang diatur sepenuhnya oleh lingkungan.
3. Manusia adalah makhluk rasional dan
sadar, tidak dikuasai oleh ketidaksadaran, kebutuhan irrasional dan konflik.
Karena pembahasan mengenai teori
kepribadian humanistik menurut Maslow (Koeswara, E.1991:115), maka ajaran dasar
psikologi yang akan dibahas antara lain :
1. Pembawaan baik manusia.
Teori Freud secara implisit menganggap
bahwa manusia pada dasarnya memiliki karakter jahat. Impuls-impuls manusia,
apabila tidak dikendalikan, akan menjuruskan manusia kepada pembinasaan
sesamanya, dan juga penghancuran dirinya sendiri. Sementara pandangan ini belum
jelas ketetapannya, Freud menurut Maslow hanya memiliki sedikit kepercayaan
tentang kemuliaan manusia, dan berspekulasi secara pesimis tentang nasib
manusia. Sebaliknya, psikologi humanistic memiliki anggapan bahwa manusia itu
pada dasarnya adalah baik atau tepatnya netral. Menurut prespektif humanistik kekuatan
jahat atau merusak yang ada pada manusia itu adalah hasil dari lingkungan yang
buruk dan bukan merupakan bawaan.
2. Potensi kreatif manusia.
Mengutamakan
kreativitas manusia merupakan salah satu prinsip yang penting dari psikologi
humanistik. Maslow dari studinya atas sejumlah orang tertentu, menemukan bahwa
pada orang-orang yang ditelitinya itu terdapat satu cirri yang umum, yakni
kreatif. Dari itu Maslow menyimpulkan bahwa potensi kreatif merupakan potensi
yang umum yang ada pada manusia. Maslow yakin bahwa jika setiap manusia
mempunyai atau menghuni lingkungan yang menunjang setiap orang dengan
kreativitasnya maka akan mampu mengungkapkan segenap potensi yang dimilikinya.
Dan pada saat yang sama Maslow mengingatkan bahwa untuk menjadi kreatif orang
itu tidak perlu memiliki bakat atau kemampuan khusus. Menurut Maslow
kreativitas itu tidak lain adalah kekuatan yang mengarahka manusia kepada pengekspresian
yang ada pada dirinya.
Pandangan Teori Humanistik
Menurut Carl Rogers
Rogers (Yusuf Syamsu, 2007:147) tidak mengemukakan
tahapan (stages) dalam perkembangan kepribadian. Dia lebih tertarik
kepada cara-cara orang lain (orang tua) menilai anak, atau sikap dan perlakuan
orang tua (terutama ibu) terhadap anak. Jika orang tua tidak mencurahkan
“positive regard” (penerimaan, dan cinta kasih) bahkan menampilkan sikap
penolakan terhadap anak, maka kecenderungan bawaan anak untuk
mengaktualisasikan dirinya menjadi terhambat. Anak mempersepsi penolakan orang
tua terhadap tingkah lakunya sebagai penolakan terhadap perkembangan “self
concept” nya yang baru. Apabila hal itu sering terjadi, anak akan mogok
untuk berusaha menngaktualisasikan dirinya.
Secara ideal, anak mendapatkan kasih sayang dan
penerimaan yang cukup pada setiap saat dari orang lain (orang tua). Kondisi ini
disebut “unconditional positive regard”. Kondisi ini mengimplikasikan
bahwa cinta kasih ibu kepada anak tidak diberikan secara konditional, tetapi
secara bebas dan penuh.
Mengingat pentingnya memperoleh kepuasan akan kebutuhan
“positive regard”, khususnya pada masa anak, maka seseorang akan menjadi
sensitif akan sikap dan tingkah laku orang lain. Melalui penafsiran terhadap
reaksi yang yang diterima dari orang lain (baik penerimaan maupun penolakan)
seseorang mungkin mengubah atau memperhalus konsep dirinya. Hal ini
menunjukkan, bahwa perkembangan konsep diri seseorang dipengaruhi juga oleh
upayanya menginternalisasi sikap-sikap orang lain.
Orang tua tidak selalu mereaksi setiap tingkah laku anak
dengan penghargaan yang positif (positive regard), apabila tingkah laku anak
ini mengganggu, menjengkelkan, atau membosankan. Berdasarkan pengalaman ini,
anak belajar bahwa cinta kasih atau penerimaan orang tua bergantung kepada
tingkah laku tertentu, yang disetujuinya mendapat penghargaan, sementara yang
ditolaknya tidak mendapat penghargaan.
Standar pertimbangan eksternal (dari orang tua) untuk
mengahargai atau menolak suatu perilaku menjadi mempribadi pada diri anak,
sehingga dia akan menghukum dirinya apabila dia melakukan sesuatu yang orang
tua pun menghukumnya. Anak menginternalisasi norma atau standar orang tua dalam
mempertimbangkan apakah dirinya berharga atau tidak berharga, baik atau buruk.
Apabila orang tua mengembangkan kondisi yang tidak menghargai anak, maka anak
akan terhambat untuk mengembangkan aktualisasi dirinya.
Anak yang dikembangkan dalam suasana yang “unconditional
positive regard” akan mampu mengembangkan aktualisasi dirinya atau menjadi
orang yang berfungsi penuh (fully functioning person).
Pandangan Teori Humanistik menurut Cziksentmihalyi
·
Ciri
pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi genetis (genetic predispotition). Contoh
seorang yang system sensorisnya peka terhadap warna lebih mudah menjadi
pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik.
·
Minat
pada usia dini pada ranah tertentu
Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam
terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan
kreativitas.
·
Akses
terhadap suatu bidang
Adanya
sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang yang
diminati sangat membantu pengembangan bakat.
C. ANALISIS
Pada teori perkembangan
psikoanalisis menurut Freud, beliau mengemukakan bahwa
kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). Topografi atau peta kesadaran
ini dipakai untuk mendiskripsi unsur cermati (awareness) dalan
setiap event mental seperti berfikir dan berfantasi.
Menurut
Carl Gustav Jung
menyatakan bahwa manusia selalu maju atau mengejar kemajuan, dari taraf
perkembangan yang kurang sempurna ke taraf yang lebih sempurna. Manusia juga
selalu berusaha mencapai taraf diferensiasi yang lebih tinggi.
a. Tujuan perkembangan
: aktualisasi diri
Menurut Jung,
tujuan perkembangan kepribadian adalah aktuali-sasi diri, yaitu diferensiasi
sempurna dan saling hubungan yang selaras antara seluruh aspek kepribadian.
b. Jalan perkembangan
: progresi dan regresi
Dalam proses
perkembangan kepribadian dapat terjadi gerak maju (progresi) atau gerak mundur
(regresi). Progresi adalah terjadinya penyesuaian diri secara memuaskan oleh
aku sadar baik terhadap tuntutan dunia luar mapun kebutuhan-kebutuhan alam tak
sadar.
Ernest Kris
(1900-1957) menekan bahwa mekanisme pertahan regresi (beralih ke prilaku
sebelumnya yang akan memberi kepuasan, jika prilaku sekarang tidak berhasil
atau tidak memberi kepuasan) juga sering muncul dalam
tindakan kreatif.
Orang-orang yang
kreatif adalah mereka yang paling mampu memanggil bahan-bahan alam pikiran
tidak sadar. Sebagai orang dewasa kita tidak mengalami hambatan untuk bisa
seperti anak dalam pikiran mereka.
Para ahli humanistik seperti Abraham Maslow mengatakan
bahwa Para ahli psikologi humanistik mempunyai
perhatian terhadap isu-isu penting tentang eksistensi manusia, seperti: cinta, kreativitas, kesendirian dan
perkembangan diri. Mereka tidak meyakini bahwa manusia dapat mempelajari
sesuatu tentang kondisi manusia melalui penelitian terhadap binatang.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar