expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 27 Oktober 2015

LIVE A LIFE

Saya lahir dengan nama Gita Febriyanto, sedikit mengejutkan bila ingin tahu mengapa nama awal saya diberi dengan nama Gita. Sangat lama sekali waktu itu saya pernah menanyakan kepada ibu saya kenapa saya diberi nama awalan seperti “Gita”. Ibu saya pun menjawab, “ketika kamu lahir (dalam artian saya), kamu terlihat seperti bayi perempuan, walaupun jenis kelamin kamu laki-laki. Sangat mirip sekali, jadi Ibu memutuskan untuk memeberikan nama awalan kamu dengan sebutan “Gita” dan “Febriyanto” febriyanto yang dimaksudkan adalah kamu lahir di bulan februari dengan membawa nama belakang nama Bapak kamu yaitu “to”. Jadilah nama lengkap kamu “Gita Febriyanto”. Iya itulah kata ibu saya, waktu saya menanyakan asal muala dan arti dari nama saya “Gita Febriyanto”.
Kp. Babakan Rawa Kalong Gang Sereh 2 Rt 03 Rw 08 No.9, itulah alamat saya. Saya tinggal di lingkungan yang dimana orang-orangnya sangat ramah sekali. Mungkin itulah yang disebut dengan “Tetangga”. Keluarga ke 2 saya yang paling dekat. Ramah-tamah, solidaritas yang tinggi, kekompakan, mungkin hal-hal yang seperti itu yang saya tidak akan dapatkan apabila saya tinggal di suatu perumahan besar nan mahal.
Saya lahir di cimanggis-depok, entah mengapa identitas KTP saya bertuliskan saya lahir di Bogor. Alhamdulillah saya lahir dengan keadaan orang tua saya yang sudah memiliki rumah sendiri, tidak mengontrak. Saya tumbuh besar disini, hingga sekarang pun saya mengerjakan tugas ini dimana ditempat saya lahir. Tanggal 12-02-1993 saya lahir, dengan berkahnya ALLAH SWT saya lahir di hari jum’at pagi. Hari yang sangat saya favoritkan hingga sekarang ini. 12-02, sangat beda tipis dengan tanggal lahir kakak perempuan saya 14-02, walaupun beda tahunnya sangat jauh, yaitu 1986. 12, 14, betapa bangganya saya bisa mempunyai tanggal lahir sangat beda tipis dengan kakak saya. Dia kakak perempuan yang selalu jadi panutan saya, selain Ibu. Entah mengapa saya lahir di bulan Februari, selalu merasa menjadi orang yang special dari teman-teman saya. Itupun berdasarkan dari Zodiak-Zodiak bintang. Walaupun semua itu berdasarkan Zodiak, setiap kali saya membaca Zodiak di bulan Februari yaitu Aquarius, apapun yang dituliskan di keterangan Zodiak tersebut, selalu pas dengan apa yang saya rasakan. Saya selalu bangga sebagai orang yang lahir dibulan Februari (Aquariusman).
Tepat pada saat saya SMP kelas 1, saya mulai merasakan  bosan dengan sepatu yang saya selalu pakai. Dari merk sepatu NB dari jaman SD sampai merk sepatu Dallas saya pakai hingga saya baru masuk SMP pertengahan semester awal. Disitu saya sudah benar-benar sangat bosan untuk sepatu yang saya pakai setiap hari dengan merk-merk tersebut. Akhirnya di suatu malam pada saat saya SMP, saya berpikir untuk sepatu apa yang saya suka, selain merk-merk tersebut. Di malam itu saya mendapat ide untuk menggabungkan antara design dari sepatu sebelumnya yaitu merk NB dan DALLAS. Terciptalah setelah saya berfikir panjang-lebar, yaitu sepatu dengan merk Converse. Dengan design simple dari Merk NB dan DALLAS, tetapi style cukup classic untuk seusia anak SMP. Di jaman pada saya SMP, yang namanya Internet baru-baru sekali lahir. Keesokan harinya yaitu hari sabtu saya bergegas ke warnet lebih tepatnya warnet di daerah Gang.Nangka, tidak jauh dari rumah, tapi cukup lumayan rasanya, karena saya pada saat itu untuk pergi ke warnet hanya dengan menggunakan sepeda. Rasa lelah hingga sampai di warnet hanya untuk membuka google dan mencari gambar-gambar tentang sepatu Converse.  Disanalah saya melihat-lihat banyak design sepatu Converse. Degub jantung “dagdigdug” rasanya waktu saya melihat banyak macam-macamnya design sepatu Converse. Mungkin tidak banyak orang bisa menikmati, sebagaimana klasiknya menggunakan sepatu Converse. Sepatu yang didirikan pada Februari  1908 itu sudah sangat terkenal sekali di dunia barat. Design simple, klasik, dan untuk harga pun bisa dijangkau bagi para pelajar.
Hingga saya memasuki SMA pun saya masih menggunakan Converse untuk pergi ke sekolah. Di saat saya sudah meranjak ke kelas 2 SMA, keluarlah jaman dimana anak sekolah sangat menggemari olahraga futsal. Sedikit saya memiliki keahlian di bidang olahraga sepak bola. Dari situ lah saya menggemari dunia futsal. Futsal pun saya gemari, sebagai olahraga yang saya suka selain Voli. Tiada hari setelah pulang sekolah tanpa bermain futsal. Dari hal yang sukai tersebut muncul kembali di otak saya untuk membeli sepatu futsal dengan merk Adidas. Karena memang pada saat itu memang untuk sepatu merk Adidas paling banyak digemari oleh kaula muda, apalagi untuk para pelajar-pelajar.  Saya pelajar dan saya masih remaja pula, menjadikan saya untuk memilih sepatu dengan merk Adidas menjadi sepatu kesukaan saya ke-2 setelah sepatu dengan merk  Converse.
Seperti halnya yang saya ketik di paragraph atas, lebih tepatnya malam hari saya memikirkan sepatu apa yang pas untuk saya pakai disaat saya futsal nanti. Dalam situasi kondisi tersebut saya mencoba mencari  design-design sepatu futsal merk Adidas di google melalui Handphone. Karena pada saat itu Internet telah berkembang sangat pesat, jadi saya bisa mencari hal apapun dengan mudah di google melalui Handphone. Ya, saya sangat jatuh cinta sekali pada saat itu dengan sepatu futsal merk Adidas. Akhirnya pun saya memutuskan untuk menyisihkan sedikit dari uang jajan saya per hari untuk membeli sepatu futsal Adidas tersebut. Hingga kurang-lebih lamanya sekitar hampir 3 bulan akhirnya pun saya mendapatkan sepatu futsal merk Adidas yang saya idam-idamkan. Tentunya saya bisa mendapatkan sepatu tersebut, hasil dari saya menyisihkan uang dari jajan saya per hari selama hamper 3 bulan.
Tidak sampai disitu saja saya menyukai sepatu dengan merk Adidas. Berlanjut hingga saya sampai kelas 3 SMA, dengan waktu setahun itu saya mengisi hari-hari saya untuk mendalami tentang sepatu-sepatu Adidas. Setelah saya banyak mendalami banyak hal tentang sepatu-sepatu Adidas, akhirnya pun saya mendapatkan sebuah tanda sebagai kepimilikan atas sepatu Adidas Sneakers dengan tipe Adidas Superstar 2.0 Black.
Bisa disimpulkan dari saya SMP pun berlanjut hingga saat ini, saya hanya menyukai sepatu dengan merk Adidas & Converse.
Saya Gita Febriyanto terlahir dengan latar belakang keluarga yang sederhana. Bapak Ibu saya berasal dari Pulau Jawa, Bapak saya lahir di Wates, Jawa Tengah sedangkan Ibu saya lahir di Kertoson Nganjuk, Jawa Timur. Mereka berdua pergi merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Bapak ibu saya hanya sekedar lulusan SMP. Tapi saya sama sekali tidak memandang rendah sampai dimana mereka menjalani jenjang pendidikan mereka. Tidak lama pun Bapak Ibu saya mendapatkan pekerjaan tetap. Bapak saya mendapatkan pekerjaan di Pt. GS Astra, sedangkan Ibu saya mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan tekstil yang perusahaannya pun tidak jauh dengan tempat tinggal kami sekarang. Tapi perbedaannya dari pekerjaan Bapak Ibu saya hanya di Ibu saja. Sekitar saya umur 8 atau 9 tahun, perusahaan ibu saya bangkrut, menjadikan Ibu saya hingga sekarang menjadi Ibu Rumah Tangga, dan dengan rasa syukur kepada ALLAH SWT hingga saat ini Pt. tempat dimana Bapak saya bekerja yaitu Pt. GS ASTRA  alhamdulillah tetap berjaya sampai sekarang. Dari Perusahaan tersebut lah Bapak saya bisa menafkahi keluarganya hingga saat ini. Ya, hingga kakak saya sudah menikah dan saya bisa masuk perguruan tinggi di Universitas Gunadarma. Alhamduliiah juga hanya dengan 1 yang bekerja di keluarga kami, apapun semua kebutuhan keluarga bisa mencukupi. Bersyukur apapun yang telah kita dapat, membuat hidup kita terasa penuh, tidak ada kekurangan satu pun.
Tanggal 02-10-2015, ya tepatnya kemarin, saya mengikuti PPSPPT di Kampus D Universitas Gunadarma Gedung 4 lantai 6 Auditorium. Saya mengikuti PPSPPT bagian terakhir, karena saat itu saya mendaftar ulang sebagai calon mahasiswa baru di Universitas Gunadarma tanggal 19-09-2015. Tanggal tersebut memang sudah sangat terakhir kalo saya memang ingin baru mendaftar di Universitas Gunadarma. Saya sampai di Kampus D Gunadarma sekitar jam 6.50 pagi, sedangkan acara baru akan dimulai pukul 7.00. Cukup bagi saya untuk istirahat sejenak sambil menunggu acaranya dimulai. Tidak lama saya duduk-duduk sambil istirahat sejenak karena acaranya pun belum dimulai, tiba-tiba ada seorang mahasiswa baru menghampiri saya, dia laki-laki, kemudian kita pun berkenalan, mengobrol. Tidak butuh waktu lama untuk kita saling akrab. Ketika kita saling asyik mengobrol, mahasiswa – mahasiswa baru lainnya pun langsung beranjak ke lantai atas Audiotorum, begitupun juga saya dan teman baru saya.
Tiba lah saya dan teman baru saya di lantai 6 Auditorium . Disana sudah sangat ramai sekali, tapi acaranya pun belum dimulai. Sekitar pukul 7.30, acara pun akan dimulai. Kami pun diharuskan untuk mengisi absen dan mengisi untuk ukuran Almamater kita. Setelah itu kita pun masuk ke ruangan Auditorium. Bedanya saya dan teman baru saya duduk terpisah. Dikarenakan saat mengisi absen, nama teman baru saya tidak ada di daftar absen, jadi dia dipisahkan tempat duduk dengan nama-nama yang ada di daftar absen. Acara pun dimulai, inti acara tersebut hanyalah diberitahukan tentang yang namanya KRS dan FRS sebagaimana fungsinya. Cukup lama arahan penjelasan tersebut dijelaskan. Siang pun tiba, pukul 11.10 acara tersebut pun selesai. Kita semua pun meninggalkan ruangan satu-persatu. Dan tidak lupa kami semua dianjurkan oleh panitia untuk mengambil Almamater dan buku-buku mata kuliah per-fakultas. Setiba di lantai bawah, saya pun yang awalnya terpisah di dalam ruangan dengan teman baru saya, dengan ketidaksengajaannya kami bertemu kembali.
Waktu untuk shalat Jum’at pun hampir tiba, kami berdua pun bergegas untuk ke tempat parkir motor di Kampus D Universitas Gunadarma, karena memang tidak memungkinkan untuk shalat Jum’at di masjid Kampus D Universitas Gunadarma. Sekitar pukul 11.35 saja masjid sudah terisi penuh, jadi kami tidak ingin terlalu memaksakan masuk ke masjid. Kami pun akhirnya memutuskan untuk ke tempat parkir motor. Ketika sambil jalan, saya merogoh kantung celana panjang saya, untuk mencari handphone saya. Dalam keadaan tersebut saya sedikit merasa panic, karena saya mencari di kantung-kantung celana saya pun tidak ketemu. Tiba lah saya dan teman saya di parkiran motor lantai 3. Ketika saya coba untuk cek di box motor saya pun tidak ada. Sungguh saya merasa sangat panik. Jikalau handphone saya benar-benar tidak ada, saya akan kehilangan kontak-kontak teman saya dan keluarga. Dengan cepatnya saya pun berfikir, untuk menelfon ke nomor handphone saya dengan handphone milik teman saya. Alhamdulliah, ternyata masih tersambung walaupun belum ada yang menerima panggilan saya. Saya pun mencoba untuk menelfon ke nomor saya lagi. Tidak lama pun ada yang menerima panggilan saya. Suaranya terdengar sepeti suara bapak-bapak. Saya pun menanyakan “dengan siapa ya ini? Saya yang punya handphone ini.” Bapak itupun menjawab, “iya saya dengan Bapak Suprapto mas, mas yang punya handphone ini ya, saya Petugas Satpam di parkiran ini mas, nanti saya akan kembalikan ke mas, karena saya lagi makan siang”. Balas saya “oh, iya pak bapak petugas satpam disini? Kalau begitu syukur pak, handphine saya tidak hilang, dan sekarang aman berada di tangan bapak”. Bapak petugas satpam pun membalas “iya mas, nanti mas silahkan tunggu saja di parkiran lantai bawah, sehabis makan siang saya akan kesitu, memberikan handphonnya ke mas”. Balas saya “ iya pak saya akan tunggu di lantai parkir bawah”.
Saya pun akhirnya menunggu di parkir lantai bawah. Tidak lama kemudian pun, ada bapak-bapak satpam menemui saya dan berkata, “ Adek yang mencari handphone ya? Apa ini handphonenya? (ditunjukan ke saya) “. Balas saya, “ Iya pak, ini benar handphone saya, kalau boleh tau bapak menemukannya dimana ya pak? ” Tanya saya. Bapak menjawab “ iya ini saya menemukan di jok motor disamping motor milik mas”. Saya “ oh iya pak saya baru ingat sekarang, tadi karena saya terburu-buru, jadi saya lupa begitu saja. Terima kasih pak, terima kasih banyak”.
Dan akhirnya bapak petugas satpam tersebut menyerahkan handphone saya ke tangan saya. Perasaan tenang, lega  pun muncul dihati saya. DI hari jum’at berkah itu pun saya sangat-sangat bersykur alhamdulilah kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat di hari jum’at kemarin.
Pada awalnya saya hanya punya 1 cita-cita, yaitu saya ingin menjadi Polisi. Cita-cita ingin menjadi polisi tercipta sejak saya masih SD. Mungkin bisa dibilang saya sangat fanatik dengan hal yang berbau Polisi. Secara dari tinggi badan saya semenjak saya masih SD sudah sedikit mempunyai bakat yaitu menjadi anak-anak laki yang paling tinggi di sekolah SD saya. Betapa bangganya saya, bisa mendapatkan predikat yang seperti itu.
Waktu pun terus berjalan hingga saya kelas 6 SD. Di masa-masa kelas 6 itulah saya dikenalkan alat musik. Sebelum dikenalkan alat musik pun saya, saya memang sangat mencintai musik. Hanya ada 1 acara tv favorit saya yaitu MTV. Musik – musik yang saya sukai ada dari musik Indonesia, hingga musik barat. Saya sangat mencintai musik. Saya ingat sekali pada saat saya kelas 6 SD semester 2, saya diajak untuk bermain musik oleh teman-teman sekelas saya. Bisa disebut juga awal cikal bakalnya  saya diperkenalkan alat music Drum. Singkat cerita akhirnya kita pun bermain music bersama-sama. Pada saat itu jujur, saya belum bisa bermain Drum. Entah mengapa ketika saya melihat alat-alat music di dalam studio itu, hanya Drum yang saya cintai. Mulai dari situ lah saya diajarkan oleh teman saya untuk bermain Drum. Saya bekerja keras untuk menargetkan dalam waktu 2 minggu untuk harus bisa sedikit bermain drum. Karena saya memang sangat mencintai musik, jadi apapun itu hal yang saya kerjakan di dalam dunia seni, nampak terlihat mudah sekali saya mempelajarinya. Sampai dengan saya  SMP, SMA tiada hari saya mempelajari musik dan Drum. Disitu saya sudah bisa merasakan saya mempunyai passion dalam bidang musik.
Hingga bisa disimpulkan selama masa-masa SMA saya 75% hanya diisi dengan bermain musik. Kelas 3 semester 2 pun saya mengikuti UN dan alhamdulliah saya lulus dengan hasil nilai yang memuaskan. Setelah saya lulus pun saya tidak langsung memutuskan untuk masuk ke bidang perkuliahaan. Ingat, saya masih punya cita-cita untuk menjadi polisi dari saya SD. Di sela-sela waktu saya, saya merenung untuk hal apa yang akan saya lanjutkan berikutnya. Singkatnya tidak sampai sebulan, saya memutuskan untuk mendaftar Polisi. Dalam hidup saya hanya ada 2 cita-cita. Yang pertama yaitu menjadi Polisi dan yang kedua menjadi Musisi Dunia.
Di bulan Januari tahun 2012 pendaftaran Polisi pun dibuka. Saya pun mendaftar, saat itu saya mengikuti tes pertama yaitu tes kesehatan dan saya pun gagal. Entah mengapa saya tidak tahu kenapa saya bisa gagal, karena memang tidak diberitahukan alesan kenapa saya bisa gagal. Pendaftaran Polisi itu dibuka per-tahun hanya ada 1 kali pembukaan. Di tahun 2013 pun saya mendaftar, dan saya gagal di Jasmani, dikarenakan saya pada saat itu kondisi saya memang drop. Jadi saya benar-benar tidak bisa melanjutkan tes lagi, maka saya dinyatakan untuk gagal. 2014 kembali dibuka pendaftaran, saat itu pun saya sudah merasa siap dan yakin bahwa saya akan lulus hingga tahap terakhir. Namun tidak disangka saya gagal di tes Psikotes dengan hasil nilai 30.00. Saya benar-benar kaget, kenapa saya bisa mendapatkan nilai 30.00. Padahal saya sudah belajar dengan giat, pada saat tes dilaksanakan pun saya mengerjakan soal-soal dengan sanagat lancar, saya sanagat yakin pada saat itu saya pasti bisa mendapatkan nilai 80.00, atau setidaknya mendapatkan nilai 75.00. Dan hasil tes pun keluar di malam hari. Muncullah nama saya dengan diberi garis merah bertuliskan TMS (Tidak Memenuhi Syarat) dan nilainya 30.00. Saya sudah 3 kali gagal. Mungkin di dunia Polisi ini bukanlah rezeki saya. Alhamdulliah saya menanggapainya dengan hati yang lapang dada dan sudah mengikhlaskan.
Tujuan saya selanjutnya sebelum menjadi Musisi adalah saya harus masuk ke bidang perkuliahan dengan mengambil Fakultas Psikologi seperti yang saya jalankan saat ini. Kalau anda menanyakan KENAPA? Jawaban saya adalah “Sebelum saya melanjutkan ke dunia seni music, saya harus memasuki ke dunia Psikologi dahulu, agar saya bisa membentengi diri saya supaya lebih kuat lagi, karena ini adalah passion saya, dunia saya, cita-cita saya”. Saya sangat yakin, apapun itu saya harus yakin. Saya ingin apapun mimpi saya semua bisa tercapai. Hal apapun yang saya lakukan di dunia ini tujuannya hanya 1, “MEMBAHAGIAKAN ORANG-ORANG DISEKITAR SAYA”.
Sebenanya kalau ingin menceritakan disini apa hobi saya, saya juga bingung. Kalau kegemaran saya atau hal-hal yang sering saya lakukan hanyalah membuka Laptop, mendengarkan banyak music, melihat video youtube, lalu mengunduh videonya.  Semua hal itu sangat tidak bisa saya lepaskan hingga saat ini.
Ketika saya menonton video music Amerika dan Inggris di Youtube, disaat seperti itu kadang saya berfikir, “kapan ya Negara saya bisa seperti Negara-negara maju seperti Negara mereka?”. Seperti itu yang selalu terpintas dipikiran saya. Menurut saya hidup tidak hanya sekedar kita sekolah dari TK hingga SMA atau melanjutkan ke tingkat pendidikan tinggi, lau setelah lulus kita mencari pekerjaan, dan terakhir menentukan pasangan hidup (menikah). Saya hidup untuk tidak sesimple atau semudah itu. Ketika saya dibiasakan hari-hari saya dengan internet, saya pikir dunia kita itu luas, tidak hanya Indonesia saja. Saya tahu Indonesia terkenal sekali dengan banyak budayanya, orang-orangnya yang sanagat ramah-tamah. Tapi kalau hanya itu saja yang kita terapkan dalam hidup kita sehari-hari, Negara saya yang sangat saya cintai ini akan lama untuk menjadi sebuah Negara yang maju. Seperti yang saya tuliskan diatas tadi, dunia itu luas. Banyak sekali pelajaran yang bisa kita dapat dari Negara-negara maju di luar sana. Yang hanya bisa lakukan adalah “Open Minded” yaitu buka pola pikir kita, jangan hanya bisa berfikir secara simple saja, tapi bekerja keras. Apa yang kita mau capai, apapun itu kalau dasarnya kita sudah mempunyai tekad untuk maju terus dan takkan pernah mundur, saya yakin kita akan sukses. Apapun mimpi yang kita punya juga akan tercapai.
Saya hidup di Negara Indonesia ini sudah muak dengan yang namanya kata “MALAS”. Ya saya pikir Indonesia sangat identik sekali dengan kata tersebut.
Saya hidup banyak sekali mendapatkan Inspirasi dari banyak orang. Saya hidup selalu memiliki banyak pilihan. Saya hidup selalu memiliki yang namanya mimpi. Saya hidup dianugerahkan dari Tuhan untuk mempunyai hati, yang berfungsi untuk bisa merasakan hal apapun, termasuk Cinta. Saya hidup juga memiliki passion, music, drum apapun yang ada dalam bidang seni. Saya tidak mau hidup saya dibilang terlalu simple, seperti yang saya tuliskan di awal tadi. Saya selalu mempunyai banyak hal, tidak ada batasan menurut saya untuk mengenai kehidupan.
Kalau saya sudah mempunyai banyak hal dalam diri saya, maka apa yang harus saya lakukan? Jawabannya hanya ada 1, yaitu “HARUS MEWUJUDKANNYA”. Karena sukses, hak milik kita semua.” Dan ingat, hidup itu adalah perubahan dan perubahan itu tergantung dari apa yang kita pilih. Karena sebenarnya hidup , adalah Pilihan”.




“All you need in this life is ignorance and confidence, then success is sure. ”   Mark Twain

       ( Semua yang Anda butuhkan dalam hidup ini adalah kebodohan dan kepercayaan, maka kesuksesan ialah Pasti ) .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar