expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 06 Januari 2017

Review Jurnal 1

MAKALAH KECENDERUNGAN PERILAKU CYBERBULLYING DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT








Gita Febriyanto
2pa08
17515770


CYBERBULLYING


BAB I.

A. Latar Belakang Masalah
Cyberbullying saat ini menjadi sebuah topik yang sedang marak dibicarakan. Cyberbullying merupakan suatu perilaku agresi yang mengacu pada perilaku bullying yang dilakukan oleh seseorang melalui sosial media seperti web, sms, jejaring sosial, chat room, dan lain-lain. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan cyberbullying, salah satunya adalah tipe kepribadian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kecenderungan perilaku cyberbullying jika ditinjau dari tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Penelitian ini menggunakan metode kausal-komparatif dengan menggunakan alat tes kepribadian EPI-A dan skala perilaku cyberbullying. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling dan didapatkan 165 siswa SMAN 1 Purwosari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan kecenderungan perilaku cyberbullying ditinjau dari tipe kepribadian.

Maraknya jejaring sosial atau sosial media seperti facebook ataupun twitter, membuat semua orang dapat melakukan kegiatan di sosial media tersebut. Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Dari berbagai kegiatan yang dilakukan di media sosial tersebut terdapat juga suatu tindakan kekerasan. Kekerasan di dunia maya lebih akrab disebut dengan Cyberbullying. Cyberbullying merupakan penyalahgunaan dari teknologi dimana seseorang menulis teks ataupun mengunggah gambar maupun video mengenai orang tertentu dengan tujuan untuk mempermalukan, menyiksa, mengolok-olok, atau mengancam mereka (Disa, 2011). Banyak diantaranya yang pernah mengalami cyberbullying. Menurut survei global yang diadakan oleh Latitude News, Indonesia merupakan negara dengan kasus bullying tertinggi kedua di dunia setelah Jepang. Kasus bullying di Indonesia ternyata mengalahkan kasus bullying di Amerika Serikat yang menempati posisi ketiga. Kasus bullying di Indonesia lebih banyak dilakukan di jejaring sosial.

Sebagai negara dengan jumlah populasi terbanyak keempat di dunia, Indonesia memiliki jumlah pengguna Facebook terbesar ketiga di dunia. Badan Pusat Statistik mencatat pada tahun 2006, angka cyberbullying yang terjadi mencapai angka 25 juta kasus di mulai dari kasus dengan skala ringan sampai dengan skala berat. Hasil penelitian memasukkan kategori seseorang disebut korban cyberbullying merupakan korban yang dihina, diabaikan, atau digosipkan di dunia maya. Berdasarkan penelitian 91% responden asal Indonesia mengaku telah melihat kasus cyberbullying, data menunjukkan bahwa cyberbullying paling sering terjadi melalui media sosial, khususnya Facebook. Di Indonesia, 74% responden menunjuk Facebook sebagai tempat cyberbullying, dan 44% menyebut media website yang lain.
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam usaha memperoleh pemahaman, dan pengujian secara metodologis mengenai perbedaan kecenderungan perilaku cyberbullying jika ditinjau dari tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran apakah memang benar ada perbedaan kecenderungan perilaku cyberbullying antara tipe kepribadian ekstrovert dengan tipe kepribadian introvert.












BAB II.

A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Causal-Comparative. Penelitian kausal-komparatif sering kali diartikan sebagai ex post facto (dari setelah fakta), sejak waktu peneliti mencari sebab tentang suatu perilaku atau tanda-tanda, perilaku atau tanda-tanda tersebut telah terbukti sendiri melalui pengaruhnya pada variabel-variabel yang telah diseleksi.

B. Sample dan Responden
Subjek dalam penelitian ini merupakan siswa kelas X dan XI, untuk siswa kelas XII tidak diikutsertakan dikarenakan siswa kelas XII sudah mulai menjalankan program tambahan pelajaran untuk persiapan UNAS. Populasi kelas X sebesar 365 siswa dan kelas XI sebesar 421 siswa. Berdasarkan teknik pengambilan sampel proporsional random sampling, maka dapat diketahui bahwa jumlah sampel yang akan digunakan adalah sejumlah 236 siswa. Jumlah ini diambil berdasarkan 30% dari keseluruhan sampel kelas X dan XI.

C. Alat Ukur yang Digunakan
Metode pengumpulan variabel kecenderungan perilaku cyberbullying dengan menggunakan skala kecenderungan perilaku cyberbullying berjumlah 35 item yang disusun oleh peneliti dengan mengacu pada aspek-aspek perilaku cyberbullying Willard (2005), yakni: Flaming, Harassment, Cyberstalking, Denigration, Impersonation, Outing & Trickery, dan Exclusion.

Sedangkan variabel tipe kepribadian diungkap dengan menggunakan alat tes kepribadian Eysenck Personality Inventory (EPI). Alat tes kepribadian Eysenck Personality Inventory (EPI) berdasarkan pada teori Eysenck digunakan untuk menggolongkan individu kedalam dua tipe kepribadian yaitu ekstrovert dan introvert.



BAB III.

A. Hasil dan Pembahasan
Hasil analisis data t-test dapat diperoleh kesimpulan bahwaada perbedaan yang signifikan kecenderungan perilaku cyberbullying antara siswa yang berkepribadian ekstrovert dan siswa yang berkepribadian introvert. Hal tersebut dikarenakan nilai t hitung = 0.019 (sig. 0,05), dimana nilai p <0,05 yang berarti ada perbedaan yang signifikan

Penelitian yang dilakukan oleh Mendenhall (2012) adalah untuk menguji korelasi antara tipe introvert-ekstrovert dan peran aggressor cyberbullying, korelasi antara tipe introvert-ekstrovert dan korban cyberbullying, dan kecenderungan seseorang dalam melaporkan tindakan cyberbullying. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Myers Briggs Type Indicator untuk menentukan tipe kepribadian subyek penelitian, dan untuk survey mengenai cyberbullying mendenhall menggunakan Cyberbullying Assesment For Youth (CBAY). Hasil dari penelitian Mendenhall ini adalah tidak ada perbedaan statistik yang signifikan antara introvert maupun ekstrovert dengan peran aggressor cyberbullying dan peran korban cyberbullying, sedangkan untuk seseorang yang bertindak sebagai pengamat memiliki kemungkinan yang sangat tinggi untuk melaporkan tindakan cyberbullying terlepas dari tipe kepribadian mereka, baik introvert maupun ekstrovert.

Dilihat dari perbedaan nilai mean menunjukkan bahwa orang ekstrovert cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan orang introvert dalam melakukan cyberbullying. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi cyberbullying adalah tipe kepribadian, dimana karakteristik pelaku cyberbullying menurut Camodeca dan Goosens (2005) adalah memiliki kepribadian yang dominan dan senang melakukan kekerasan, cenderung temperamental, impulsive, mudah frustasi, dan terlihat kuat dan menunjukkan sedikit rasa empati atau belas kasihan kepada mereka yang menjadi korban bully.Sedangkan Eysenck memaparkan bahwa karakteristik orang ekstrovert adalah orang yang dominan, sosiabel, lincah, aktif, asertif, mencari sensasi, riang, bersemangat, dan berani. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa pelaku cyberbullying dan ekstrovert merupakan seseorang yang dominan.
B. Kaitan Teori
Menurut Kowalski cyberbullying mengacu pada bullying yang terjadi melalui instant messaging, email, chat room, website, video game, atau melalui gambaran atau pesan yang dikirim melalui telefon selular (Marcum, Higgins, Freiburger, & Ricketts, 2012).
Smith (2008) mendefinisikan cyberbullying sebagai perilaku agresif dan disengaja yang dilakukan sekelompok orang atau perorangan, yang menggunakan media elektronik sebagai penghubungnya, yang dilakukan secara berulang-ulang dan tanpa batas waktu terhadap seorang korban yang tidak bisa membela dirinya sendiri.























BAB IV.

A. Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan dari penelitian ini adalah peneliti bisa langsung melihat secara signifikan antara tipe kepribadian ekstrovert dan tipe kepribadian introvert dalam melakukan perilaku cyberbullying.

B. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa tipe kepribadian ekstrovert maupun introvert berpengaruh secara signifikan dalam kecenderungan perilaku cyberbullying. Hal ini dapat dilihat bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara tipe kepribadian ekstrovert dan tipe kepribadian introvert dalam melakukan perilaku cyberbullying. Tipe kepribadian dapat dijadikan sebagai salah satu pembeda dalam mengidentifikasi perilaku cyberbyullying yang dilakukan oleh seseorang. Selanjutnya adalah siswa perempuan memiliki kecenderungan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa laki-laki dalam melakukan perilaku cyberbullying karena perempuan lebih mungkin dibandingkan dengan laki-laki untuk mengirimkan isu online tentang orang lain untuk menyakiti mereka.














Daftar Pustaka

Alwisol. (2009). Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press.
Aoyama, I., & Talbert, T. L. (2010). Cyberbullying internationally increasing: New challenges in the technology generation. Baylor University, USA.
Aoyama, I., Barnard, B, L., & Tony, T. (2010). Cyberbullying among high school students: Cluster analysis of sex and age differences and the level of parental monitoring. Paper accepted for publication in the International Journal of Cyber Behavior, Psychology and Learning. Baylor University.
Azwar, S. (2012). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Beran, T., & Li, Q. (2007). The relationship between cyberbullying and school bullying. Journal of Student Wellbeing, 1, (2), 15-33.
Camodeca, M. & Goossens, F.A. (2005). Aggression, social cognitions, anger and
sadness in bullies and victims. Journal of Child Psychology and Psychiatry,
46, (2), 186-197. doi: 10.1111/j.1469-7610.2004.00347.x
Disa, M. (2011). Faktor-Faktor yang mempengaruhi cyberbullying pada remaja. Paperseminar dan workshop APSIFOR Indonesia, Semarang, Indonesia.
Dodey, J. J., Pyzalski, J., & Cross, D. (2009). Cyberbullying versus face to face bullying: A theoretical and conceptual review. Journal of Psychology, 217, (4), 182-188.
Feist, J., & Feist, G. J.(2009). Teori kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.
Firman, M. (2012). Cyberbullying efek samping internet diakses tanggal 17 April 2013 pukul 20:15 WIB dari http://fokus.news.viva.co.id.
Friedman, H. S., & Schustack, M. W. (2008). Kepribadian teori klasik dan riset modern. Jakarta: Erlangga.
Furchan, A. (1982). Pengantar penelitian dalam penelitian. Surabaya: Usaha Nasional.
Ghoni, M. D., & Almanshur, F. (2009). Petunjuk praktis penelitian pendidikan. Malang: UIN-Malang Press. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar