expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 24 Juni 2016

Bioteknologi Bidang Pertanian







Bioteknologi sering dianggap identik dengan penelitian biomedis, tetapi ada banyak industri lain yang memanfaatkan metode biotek untuk belajar, kloning dan mengubah gen.


Kita sudah terbiasa dengan gagasan enzim dalam kehidupan kita sehari-hari dan banyak orang yang akrab dengan kontroversi seputar penggunaan GMO dalam makanan kita. Industri pertanian menjadi pusat perdebatan itu, tapi sejak zaman George Washington Carver, Bioteknologi pertanian telah memproduksi produk-produk baru yang tak terhitung jumlahnya yang memiliki potensi untuk mengubah kehidupan kita menjadi lebih baik.




Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.

Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.

Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi pada masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.




Contoh:


Tanaman Tahan Hama

Selama bertahun-tahun, mikroba Bacillus thuringiensis, yang menghasilkan protein beracun untuk serangga, khususnya penggerek jagung Eropa, digunakan untuk membersihkan serbuk tanaman. Untuk mengurangi kebutuhan untuk membersihkan serbuk, para ilmuwan pertama kali mengembangkan jagung transgenik mengekspresikan protein Bt, diikuti oleh kentang Bt dan kapas. Protein Bt tidak beracun bagi manusia, dan tanaman transgenik memudahkan petani untuk menghindari infestasi mahal. Pada tahun 1999 kontroversi muncul atas jagung Bt karena sebuah studi yang menunjukkan serbuk sari bermigrasi ke gulma di mana ia membunuh larva raja yang memakannya. Penelitian selanjutnya menunjukkan risiko terhadap larva ini sangat kecil dan, dalam beberapa tahun terakhir, kontroversi atas jagung Bt telah beralih fokus, dengan topik yang muncul resistensi terhadap serangga.



Kentang Russet Burbank

Teknik bioteknologi saat ini telah banyak digunakan dalam produksi kentang. Baik dalam teknik penyediaan bibit, pemuliaan kentang, hingga rekayasa genetika untuk meningkatkan sifat-sifat unggul kentang. Dalam hal penyediaan bibit, saat ini teknik kultur jaringan telah banyak digunakan. Teknik kultur jaringan me-mungkinkan petani mendapatkan bibit dalam jumlah besar yang identik dengan induknya. Contoh varietas kentang baru adalah kentang Russet Burbank yang memiliki kandungan pati yang tinggi yang dapat menghasilkan kentang goreng dan kripik kentang dengan kualitas yang lebih baik karena menyerap lebih sedikit minyak ketika digoreng.


Sumber:  
http://www.sridianti.com/10-contoh-bioteknologi-pertanian.html
https://fembrisma.wordpress.com/science/bioteknologi/bioteknologi-pertanian/
https://id.wikipedia.org/wiki/Bioteknologi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar