expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 24 Juni 2016

Penjelasan Efek Rumah Kaca







Efek rumah kaca adalah suatu proses pemanasan permukaan planet atau benda langit yang disebabkan oleh komposisi serta keadaan atmosfernya.



Bumi kita ini adalah salah satu planet dari sebuah tata surya yang berpusat pada matahari sebagai sumber energi. Energi yang kita terima bukan cuman panasnya saja, tetapi juga gravitasi matahari yang membuat bumi dan planet-planet lain berevolusi mengelilingi matahari sebagai pusatnya. Jadi bumi adalah benda langit.

Tidak seperti planet yang lain yang tidak memiliki atmosfer atau komposisi atmosfernya berbeda, atmosfer bumi menunjang terjadinya kehidupan di dalamnya. Nah, efek rumah kaca ini terjadi karena ada perubahan komposisi atmosfer dimana panas yang diterima dari matahari tidak bisa dipantulkan secara optimal sehingga panasnya tetap tersimpan di dalam atmosfer kita. Salah satu yang paling disalahkan adalah jumlah gas karbon dioksida yang terlalu banyak.

Istilah rumah kaca sendiri sebenarnya sudah dikenal sejak tahun 1824. Pertama kali dikemukakan oleh seorang fisikawan asal Perancis bernama Jean Baptise Joseph Fourier.

Setidaknya gas rumah kaca yang dianggap paling banyak adalah berasal dari uap air yang dimana unsur tersebut mencapai atmosfer akibat penguapan air laut, danau serta sungai. Sedangkan karbondioksida merupakan gas terbanyak kedua setelah uap air. Untuk gas rumah kaca lain dari proses alami diantaranya adalah letusan vulkanik dari gunung berapi, pernapasan hewan maupun manusia yang menghirup oksigen lalu membuang karbondioksida serta dan pembakaran material organik seperti tumbuhan maupun kegiatan industri. Meskipun uap air juga turut bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari adanya efek rumah kaca, namun kebanyakan orang menganggap bahwa efek rumah kaca hanya diakibatkan oleh naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) serta gas-gas lain. Anggapan tersebut memang bisa dianggap tidak salah, namun kurang tepat.



Mengapa saat mendung udara terasa panas?


Mungkin kita bertanya-tanga mengapa ketika awan dilangit terlihat hitam, yang merupakan pertanda akan turun hujan, udara disekitar terasa panas? Atau bahkan bisa menyebabkan tubuh kita gerah dan berkeringat? Padahalkan matahari tertutup awan sehingga seharusnya tidak terasa panas? Berikut ini jawaban dan penjelasan dari pertanyaan tersebut.

Ketika awan terlihat hitam (mendung), terjadi proses perubahan uap air (gas) berubah menjadi air (cair). Pada proses ini dilepaskan sejumlah panas (kalor) ke udara. Awan yang berwarna hitam gelap (mendung) biasanya tidak terlalu tinggi dibandingkan awan yang putih, sehingga semakin dekat jaraknya ke permukaan bumi, efek panas yang dilepaskan semakin terasa. Kondisi ini akan lebih panas jika sebelumnya matahari bersinar terik, sehingga panas yang kita rasakan adalah akumulasi dari pelepasan energi dari perubahan fase uap air menjadi air dan energi panas sisa yang dipancarkan bumi.




Sumber:  http://dee-belajar.blogspot.co.id/2014/06/rumah-kaca-pengertian-penyebab-akibat.html
http://latip.sdmuhcc.net/mengapa-saat-mendung-udara-terasa-panas.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar