expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 30 Oktober 2017

Pengembangan kreatifitas & keberbakatan dar beberapa Tokoh (Softskill)

PENGEMBANGAN KREATIFITAS & KEBERBAKATAN






Gita Febriyanto
3pa08
17515770





PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN KREATIVITAS

Walaupun ada pengakuan ilmiah terhadap pentingnya kreativitas, namun hingga kini hanya sedikit sekali penelitian yang telah dilakukan. Hal itu disebabkan adanya kesulitan metodologi dan karena adanya keyakinan bahwa kreativitas adalah suatu faktor bawaan individual sehingga hanya sedikit yang dapat dilakukan untuk mengendalikannya.
Beberapa pengertian kreativitas menurut para ahli, diantaranya ;

a.       Utami Munandar (1995 : 25) kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.

b.      Imam Musbikin (2006 : 6) kreativitas adalah kemampuan memulai ide, melihat hubungan yang baru, atau tak diduga sebelumnya, kemampuan memformulasikan konsep yang tak sekedar menghafal, menciptakan jawaban baru untuk soal-soal yang ada, dan mendapatkan pertanyaan baru yang perlu di jawab.

B. KASUS

Pandangan Teori Perkembangan Psikoanalisis menurut Freuds

Sigmund Freud mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). Topografi atau peta kesadaran ini dipakai untuk mendiskripsi unsur cermati (awareness) dalan setiap event mental seperti berfikir dan berfantasi. Sampai dengan tahun 1920an, teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan ketiga unsur kesadaran itu. Baru pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni id, ego, dan superego. Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama, tetapi melengkapi/menyempurnakan gambaran mental terutama dalam fungsi atau tujuannya.

a)   Sadar (Conscious)
Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut Freud, hanya sebagian kecil saja Bari kehidupan mental (fikiran, persepsi, perasaan dan ingatan) yang masuk kekesadaran (consciousness). Isi daerah sadar itu merupakan basil proses penyaringan yang diatur oleh stimulus atau cue-eksternal. Isi-isi kesadaran itu hanya bertahan dalam waktu yang singkat di daerah conscious, dan segera tertekan ke daerah perconscious atau unconscious, begitu orang memindah perhatiannya ke we yang lain.

b)   Prasadar (Preconscious)
Disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar dan taksadar. Isi preconscious berasal dari conscious dan clan unconscious. Pengalaman yang ditinggal oleh perhatian, semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati, akan ditekan pindah ke daerah prasadar. Di sisi lain, isi-materi daerah taksadar dapat muncul ke daerah prasadar. Kalau sensor sadar menangkap bahaya yang bisa timbul akibat kemunculan materi tak sadar materi itu akan ditekan kembali ke ketidaksadaran. Materi taksadar yang sudah berada di daerah prasadar itu bisa muncul kesadaran dalam bentuk simbolik, seperti mimpi, lamunan, salah ucap, dan mekanisme pertahanan diri.


c)    Tak Sadar (Unconscious)
Tak sadar adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan menurut Freud merupakan bagian terpenting dari jiwa manusia. Secara khusus Freud membuktikan bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi itu adalah kenyataan empirik. Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls dan drives yang dibawa dari lahir, dan pengalaman-pengalaman traumatik (biasanya pada masa anak-anak) yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah taksadar. Isi atau materi ketidaksadaran itu memiliki kecenderungan kuat untuk bertahan terus dalam ketidaksadaran, pengaruhnya dalam mengatur tingkahlaku sangat kuat namun tetap tidak disadari.
Pandangan Teori Psikoanalisis menurut Carl Jung
Perkembangan Kepribadian
Jung tidak berbicara mengenai perkembangan dalam cara seperti yang dilakukan kebanyakan ahli-ahli lainnya. Dia berbicara tentang perkembangan umat dan  manusia; orang-orang menuju ke taraf yang lebih sempurna.
Carl Gustav Jung menyatakan bahwa manusia selalu maju atau mengejar kemajuan, dari taraf perkembangan yang kurang sempurna ke taraf yang lebih sempurna. Manusia juga selalu berusaha mencapai taraf diferensiasi yang lebih tinggi.
a. Tujuan perkembangan : aktualisasi diri
Menurut Jung, tujuan perkembangan kepribadian adalah aktuali-sasi diri, yaitu diferensiasi sempurna dan saling hubungan yang selaras antara seluruh aspek kepribadian.
b. Jalan perkembangan : progresi dan regresi
Dalam prose perkembangan kepribadian dapat terjadi gerak maju (progresi) atau gerak mundur (regresi). Progresi adalah terjadinya penyesuaian diri secara memuaskan oleh aku sadar baik terhadap tuntutan dunia luar mapun kebutuhan-kebutuhan alam tak sadar.
Apabila progesi terganggu oleh sesuatu sehingga libido terha-langi untuk digunakan secara progresi maka libido membuat regresi, kembali ke fase yang telah dilewati atau masuk ke alam tak sadar.
c.       Proses individuasi
Untuk mencapai kepribadian yang sehat dan terintegrasi secara kuat maka setiap aspek kepribadian harus mencapai taraf diferensiasi dan perkembangan yang optimal. Proses untuk sampai ke arah tersebut oleh Jung dinamakan proses individuasi atau proses penemuan diri.
Pandangan Teori Psikoananalisis menurut Ernest Kris
Ernest Kris (1900-1957) menekan bahwa mekanisme pertahan regresi (beralih ke prilaku sebelumnya yang akan memberi kepuasan, jika prilaku sekarang tidak berhasil atau tidak memberi kepuasan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif.
Orang-orang yang kreatif adalah mereka yang paling mampu memanggil bahan-bahan alam pikiran tidak sadar. Sebagai orang dewasa kita tidak mengalami hambatan untuk bisa seperti anak dalam pikiran mereka. Mereka dapat mempertahankan sikap bermain dengan masalah-masalah serius dalam kehidupan. Dengan demikian, mereka mampu melihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif untuk “regress in the service of the ego”.
Pandangan Teroi humanistic menurut Abraham Maslow
Abraham Harold Maslow (Jess Feist & Gregory Jess Feist, 2008 : 242) lahir pada 1 April 1908 di Brooklyn, New York . Maslow adalah anak sulung dari tujuh bersaudara yang lahir dari imigran Yahudi Rusia. Relatif tidak berpendidikan sendiri mereka melihat belajar sebagai kunci untuk anak-anak mereka berhasil di tanah air baru mereka. Dengan demikian semua anak-anak mereka didorong untuk belajar; Abraham anak tertua didorong sangat keras karena ia diakui sebagai seorang intelektual di usia muda.
Para ahli psikologi humanistik mempunyai perhatian terhadap isu-isu penting tentang eksistensi manusia, seperti : cinta, kreativitas, kesendirian dan perkembangan diri. Mereka tidak meyakini bahwa manusia dapat mempelajari sesuatu tentang kondisi manusia melalui penelitian terhadap binatang.
Para ahli humanistik memiliki pandangan yang optimistik terhadap hakikat manusia    (Yusuf Syamsu, 2007:142). Mereka meyakini bahwa :
1.      Manusia memiliki dorongan bawaan untuk mengembangkan diri.
2.      Manusia memiliki kebebasan untuk merancang atau mengembangkan tingkah lakunya, dalam hal ini manusia bukan pion yang diatur sepenuhnya oleh lingkungan.
3.      Manusia adalah makhluk rasional dan sadar, tidak dikuasai oleh ketidaksadaran, kebutuhan irrasional dan konflik.
Karena pembahasan mengenai teori kepribadian humanistik menurut Maslow (Koeswara, E.1991:115), maka ajaran dasar psikologi yang akan dibahas antara lain :
1.      Pembawaan baik manusia.
Teori Freud secara implisit menganggap bahwa manusia pada dasarnya memiliki karakter jahat. Impuls-impuls manusia, apabila tidak dikendalikan, akan menjuruskan manusia kepada pembinasaan sesamanya, dan juga penghancuran dirinya sendiri. Sementara pandangan ini belum jelas ketetapannya, Freud menurut Maslow hanya memiliki sedikit kepercayaan tentang kemuliaan manusia, dan berspekulasi secara pesimis tentang nasib manusia. Sebaliknya, psikologi humanistic memiliki anggapan bahwa manusia itu pada dasarnya adalah baik atau tepatnya netral. Menurut prespektif humanistik kekuatan jahat atau merusak yang ada pada manusia itu adalah hasil dari lingkungan yang buruk dan bukan merupakan bawaan.

2.      Potensi kreatif manusia.
Mengutamakan kreativitas manusia merupakan salah satu prinsip yang penting dari psikologi humanistik. Maslow dari studinya atas sejumlah orang tertentu, menemukan bahwa pada orang-orang yang ditelitinya itu terdapat satu cirri yang umum, yakni kreatif. Dari itu Maslow menyimpulkan bahwa potensi kreatif merupakan potensi yang umum yang ada pada manusia. Maslow yakin bahwa jika setiap manusia mempunyai atau menghuni lingkungan yang menunjang setiap orang dengan kreativitasnya maka akan mampu mengungkapkan segenap potensi yang dimilikinya. Dan pada saat yang sama Maslow mengingatkan bahwa untuk menjadi kreatif orang itu tidak perlu memiliki bakat atau kemampuan khusus. Menurut Maslow kreativitas itu tidak lain adalah kekuatan yang mengarahka manusia kepada pengekspresian yang ada pada dirinya.
Pandangan Teori Humanistik Menurut Carl Rogers
Rogers (Yusuf Syamsu, 2007:147) tidak mengemukakan tahapan (stages) dalam perkembangan kepribadian. Dia lebih tertarik kepada cara-cara orang lain (orang tua) menilai anak, atau sikap dan perlakuan orang tua (terutama ibu) terhadap anak. Jika orang tua tidak mencurahkan “positive regard” (penerimaan, dan cinta kasih) bahkan menampilkan sikap penolakan terhadap anak, maka kecenderungan bawaan anak untuk mengaktualisasikan dirinya menjadi terhambat. Anak mempersepsi penolakan orang tua terhadap tingkah lakunya sebagai penolakan terhadap perkembangan “self concept” nya yang baru. Apabila hal itu sering terjadi, anak akan mogok untuk berusaha menngaktualisasikan dirinya.
Secara ideal, anak mendapatkan kasih sayang dan penerimaan yang cukup pada setiap saat dari orang lain (orang tua). Kondisi ini disebut “unconditional positive regard”. Kondisi ini mengimplikasikan bahwa cinta kasih ibu kepada anak tidak diberikan secara konditional, tetapi secara bebas dan penuh.
Mengingat pentingnya memperoleh kepuasan akan kebutuhan “positive regard”, khususnya pada masa anak, maka seseorang akan menjadi sensitif akan sikap dan tingkah laku orang lain. Melalui penafsiran terhadap reaksi yang yang diterima dari orang lain (baik penerimaan maupun penolakan) seseorang mungkin mengubah atau memperhalus konsep dirinya. Hal ini menunjukkan, bahwa perkembangan konsep diri seseorang dipengaruhi juga oleh upayanya menginternalisasi sikap-sikap orang lain.
Orang tua tidak selalu mereaksi setiap tingkah laku anak dengan penghargaan yang positif (positive regard), apabila tingkah laku anak ini mengganggu, menjengkelkan, atau membosankan. Berdasarkan pengalaman ini, anak belajar bahwa cinta kasih atau penerimaan orang tua bergantung kepada tingkah laku tertentu, yang disetujuinya mendapat penghargaan, sementara yang ditolaknya tidak mendapat penghargaan.
Standar pertimbangan eksternal (dari orang tua) untuk mengahargai atau menolak suatu perilaku menjadi mempribadi pada diri anak, sehingga dia akan menghukum dirinya apabila dia melakukan sesuatu yang orang tua pun menghukumnya. Anak menginternalisasi norma atau standar orang tua dalam mempertimbangkan apakah dirinya berharga atau tidak berharga, baik atau buruk. Apabila orang tua mengembangkan kondisi yang tidak menghargai anak, maka anak akan terhambat untuk mengembangkan aktualisasi dirinya.
Anak yang dikembangkan dalam suasana yang “unconditional positive regard” akan mampu mengembangkan aktualisasi dirinya atau menjadi orang yang berfungsi penuh (fully functioning person). 

 Pandangan Teori Humanistik menurut Cziksentmihalyi
·         Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi genetis (genetic predispotition). Contoh seorang yang system sensorisnya peka terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik.
·         Minat pada usia dini pada ranah tertentu
Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas.
·         Akses terhadap suatu bidang
Adanya sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang yang diminati   sangat membantu pengembangan bakat.

C. ANALISIS
Pada teori perkembangan psikoanalisis menurut Freud, beliau mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). Topografi atau peta kesadaran ini dipakai untuk mendiskripsi unsur cermati (awareness) dalan setiap event mental seperti berfikir dan berfantasi.
Menurut Carl Gustav Jung menyatakan bahwa manusia selalu maju atau mengejar kemajuan, dari taraf perkembangan yang kurang sempurna ke taraf yang lebih sempurna. Manusia juga selalu berusaha mencapai taraf diferensiasi yang lebih tinggi.


a.       Tujuan perkembangan : aktualisasi diri
Menurut Jung, tujuan perkembangan kepribadian adalah aktuali-sasi diri, yaitu diferensiasi sempurna dan saling hubungan yang selaras antara seluruh aspek kepribadian.
b.      Jalan perkembangan : progresi dan regresi
Dalam proses perkembangan kepribadian dapat terjadi gerak maju (progresi) atau gerak mundur (regresi). Progresi adalah terjadinya penyesuaian diri secara memuaskan oleh aku sadar baik terhadap tuntutan dunia luar mapun kebutuhan-kebutuhan alam tak sadar.
Ernest Kris (1900-1957) menekan bahwa mekanisme pertahan regresi (beralih ke prilaku sebelumnya yang akan memberi kepuasan, jika prilaku sekarang tidak berhasil atau tidak memberi kepuasan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif.
Orang-orang yang kreatif adalah mereka yang paling mampu memanggil bahan-bahan alam pikiran tidak sadar. Sebagai orang dewasa kita tidak mengalami hambatan untuk bisa seperti anak dalam pikiran mereka.
Para ahli humanistik seperti Abraham Maslow mengatakan bahwa Para ahli psikologi humanistik mempunyai perhatian terhadap isu-isu penting tentang eksistensi manusia, seperti: cinta, kreativitas, kesendirian dan perkembangan diri. Mereka tidak meyakini bahwa manusia dapat mempelajari sesuatu tentang kondisi manusia melalui penelitian terhadap binatang.





DAFTAR PUSTAKA



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar